Langsung ke konten utama

Postingan

WISDOM DAN PRASANGKA

WISDOM DAN PRASANGKA Malam ini Aku ingin berkata-kata Dengan jemari sebagai sebagai penyambung lidahnya Pada android layar Maya, tempat silaturrahmi kita Tentang wisdom dan prasangka Saat tubuhku terduduk di Teras muka Kawan ........ Entah mengapa tiba-tiba hati bertanya... Telah Tahukah kita tentang petaka jiwa ? Yaitu petaka bernama prasangka Sebuah gerak tercengkeram benci Kawan....... Mari kita lihat dan baca tentang berjuta fakta Mari lihat dan baca tentang berjuta opini tentang cinta Tentang cakrawala Tentang keagungan Sang Maha Atau tentang apa saja Yang terhampar di setiap penjuru semesta Namun....... Saat prasangka mengusik jiwa Logika harus tetap sebening kaca Bersama heningnya kontemplasi jiwa Hingga wisdom hadir menjelma @ Ma'ruf Abu Said Husein, 27 Agustus 2023. Pukul 21.30 wib. 

GURUKU, GURU SWASTA

 GURUKU, GURU SWASTA Wahai guruku, guru swasta Tetap berjuanglah bapak dan ibu guru demi  negara Demi anak-anak bangsa Jaga ikhlasmu di dada Walau terinjak ketidakadilan Yang terpinggirkan oleh aturan dan aturan Entah apa yang menjadi tujuan. Semoga bukan untuk mencekik lehermu agar mati kelaparan Guru swasta  Engkau berangkat paling pagi Engkau pulang di sore hari Honormu kurang dari seperlima pegawai negeri Bahkan jauh dibawah para kuli Guru swasta Dimataku engkau mulia Dimata Tuhan InsyaAllah engkau adalah Pahlawan Guru swasta engkau luar biasa Terlebih engkau yang usianya mulai menua Yang modalnya hanya ikhlas di dada Sungguh aku bangga InsyaAllah engkau mulia di sisi Sang Maha.  Guru swasta Ini sebuah ungkapan rasa Tentang kekaguman di dada Untukmu guru swasta yang mulai menua Guru swasta Ini sebuah ungkapan rasa Bukan pidato hiburan para komedian Tapi takjubku padamu wahai Pahlawan @Maruf Abu Said Husein, Simo, 23 Agustus 2023

TAHUN FITNAH

 TAHUN FITNAH Aku dengar sebuah nama Yang disematkan pada tahun Pemilu kita Sebagai tahun politik untuk bangsa Tahun menata kembali masa depan Indonesia Waktu semakin dekat Untuk sampai pada dua ribu dua puluh empat Aroma bangkai fitnah merusak rasa Bagai anyir darah yang hancurkan selera makan kita Menipu menjadi hal biasa Mengumpat dan mencaci tak asing di telinga Dari lisan para politisi kita Dari lisan sebagian pemuka agama Dari lisan akademisi yang berdiri di menara gading keilmuannya Bahkan dari lisan-lisan dalam setiap kelompok manusia yang tergoda syahwat politiknya. Hingga tirani pemikiran mencengkeram kepala.  @ Ma’ruf Abu Said Husein, Simo, 19 Agustus 2023. 

PANGGUNG KEMERDEKAAN KITA

 PANGGUNG KEMERDEKAAN KITA Merdeka.... Alhamdulillah, aku memuji Sang Maha Merdeka...... Alhamdulillah, Aku ucap sebagai do’a Dan ungkapan syukur kepada Yang Maha Segala Panggung kemerdekaan telah berdiri Di lapangan sebelah timur kampung kami Panggung untuk memperingati Hari kemerdekaan Indonesia Panggung untuk bersyukur kepada Tuhan Sang Pencipta Tangan-tangan para pemuda berkumpul dalam satu meja Mengepalkan tinju mempersiapkan agenda Melawan lelah, berjuang membunuh masalah  Bersama sisa-sisa tenaga sepulang dari tempat-tempat mereka bekerja Tuhan Aku mengira Engkau tersenyum bangga Saksikan para Pemuda gigih memperjuangkan cinta Bukan cinta birahi Tetapi cinta suci untuk Sang Nabi Cinta suci untuk bumi pertiwi Di panggung kemerdekaan Komando cinta Muhammad akan dikumandangkan Menggugah beribu jiwa Untuk bersama senandungkan cinta. @ Ma’ruf Abu Said Husein, Simo, 15 Agustus 2023.

DISKON HUKUM PIDANA KITA

 DISKON HUKUM PIDANA KITA Selasa pagi beredar berita Tentang Petikan Kasasi pembunuhan berencana Matinya Brigadir Yusua Telah ciptakan bergunung kecewa bagi bapaknya Lahirkan kecewa tanpa batas bagi ibunya Lahirkan kecewa bagi siapa saja Yang inginkan keadilan terjaga Hukuman mati itu telah berganti Menjadi seumur hidup  Hukuman Dua puluh tahun itu telah hilang setengahnya Hukuman Tiga belas tahun berganti delapan tahun tersisa Lima belas tahun menjadi sepuluh tahun, entah akan berkurang lagi berapa ? Entahlah, aku tak mengerti rumus cara  berhitungnya Aku tak faham pasal-pasal memotong perkara. Aku hanya mengerti Tentang banyaknya mereka yang kecewa Dibalik berlangsungnya “diskon hukum pidana” tentang kematian Yosua. Begitulah obrolan warung koboi di pinggir jalan raya Obrolan para rakyat jelata di pos kampling-poskampling desa Obrolan para pedagang kaki lima saat menunggu datang pembelinya. Obrolan-obrolan mereka-mereka yang mengalami “tuna kuasa”. Diskon hukuman terpid...

MENGUTUK TIGA SETAN

  MENGUTUK TIGA SETAN   Setan Besar telah lahir kembali Bereinkarnasi dalam tubuh tiga manusia yang telah “mati” Dua pria bernama Salwan Najem dan Salwan Momika Satu wanita bernama Bayrami Marja, yang lari tinggalkan dari Persia   Dari swedia mereka menantang Tuhan Menginjak-injak dan membakar Kitab Suci Al-Qur`an Mereka menabuh genderang perang kepada kaum beriman   Aku katakan kepadamu tiga mayat di Swedia Yang telah mati sebelum mati Yang telah terasuki  ruh Iblisi   Atas nama Hak asasi dan kebebasan berekspresi Kalian menegasikan Hak asasi bermilyar manusia Atas nama kebebasan berekspresi, kalian lecehkan keyakinan sepertiga dari seluruh manusia.   Hari ini…….. Terpaksa aku mengutukmu Sebab kesewenang-wenangan telah menjadi jiwamu Jiwa- jiwa yang anarki Jiwa-jiwa yang menginjak hak asasi   @Ma`ruf Abu Said husein, Simo, 8 agustus 2023        

SELAMAT JALAN GURU

 SELAMAT JALAN GURU (Haul Tahun ke-4 wafatnya K.H Maimun Zubeir) Selamat jalan guru bangsa Bijakmu terukir di Belantara langit nusantara Laksana oase di tengah sahara Mengusir galau jiwa2 setengah merdeka Engkau ajari kami cinta Cinta kepada bangsa Cinta kepada sesama Cinta kepada Negara Pancasila. Bijakmu runtuhkan dinding-dinding  kebencian Bijakmu mengusir kegelisahan. Bijakmu hadirkan ketenangan Bijakmu bangkitkan kemanusiaan Salam ta'dhim aku sampaikan Dari tempat dzahir yg berjarak Namun batin yang terasa dekat. Maruf Abu Said Husein, Simo 6 Agustus 2019

ASYURA

ASYURA Hari ini hari duka Hari ke sepuluh di bulan Asyura  Kedua mataku mulai menatap lembar-lembar sejarah Karbala Dan Ingatanku pun terbang membayang Tentang tragedi pembantaian Kafilah Husein berjalan menuju Kufah Singgah berkemah pada sebuah Lembah. Lembah yang menjadi saksi sejarah. Sejarah tentang kedzaliman penguasa Sejarah tentang Sahidnya keluarga Mustafa Darah cucu Mustafa membasahi lembah Karbala Mengalir dari leher yang terpenggal pedang Mengalir dari tubuh-tubuh yang meregang. Tertembus anak panah dan sabetan pedang. Lengking jeritan duka para wanita Ratap dan tangis pilu putera-puteri Keluarga Mustafa  Terdengar begitu nyata. Sebelum tubuh mereka meregang nyawa. Sejenak ku tutup kitab sejarah keluarga Mustafa  Saat pipiku basah oleh air mata. Saat dada ini sesak penuh rasa duka Agak lama aku terdiam dengan mata kadang terpejam Mata terasa tak sanggup melanjutkan membaca. Jari- jemari terasa berat untuk melanjutkan menyulam kata Sejenak setelah terkendalinya ...

LIHATLAH TUAN

 LIHATLAH  TUAN Lihatlah Tuan-tuan semua Barisan anak-anak muda berdiri kokoh diatas bumi Nusantara Lihatlah Tuan-tuan semua ! Lihatlah dengan ketulusan mata jiwa ! Bahwa......., Mereka itu penuh mimpi di kepalanya Bukan mimpi berpangku tangan dan berdiam diri. Tetapi........, Mimpi untuk majukan Negeri. Mimpi untuk mengembangkan potensi. Mimpi berbhakti untuk Negeri. Mimpi untuk menjadi generasi penerus penuh arti. Lihatlah Tuan-tuan yang mulia. Lihatlah dengan segenap empati di dada. Hingga  simpatimu hadir menjelma.  Dan “tutur”mu akan menjadi mantra. “Suport”mu menjadi penguat jiwa. Hingga mimpi menjelma menjadi nyata.  @Ma’ruf Abu Said Husein, Simo, 13 Juli 2023

SABDA LANGIT

  SABDA LANGIT  Bersama gerak waktu Langkah gontai terus bergerak maju Sepasang kaki kecil tak berhenti menyusuri tepian rasa Dalam tampilan yang beragam warna Seringkali fakta memaksanya untuk berteman dengan luka Terkadang ia ingin pergi, dan berlari. Hingga telinganya tak mendengar rintih derita Hingga matanya tak saksikan wajah yang merana Namun suara langit tak pernah berhenti berkata Jangan pernah berlari meninggalkan luka Sebab selalu ada tawa bahagia dibalik luka  Selalu ada kemudahan di balik kesulitan Selalu ada keberuntungan di balik perjuangan. Di mimbar ketinggiannya, Sang langit melanjutkan sabda sucinya Lihatlah aku kawan ! Dalam ketinggian, aku selalu berteman dengan gulita malam hari Aku selalu berteman dengan panasnya cahaya siang hari Berteman dengan gelapnya wajah awan Berteman dengan indahnya cahaya rembulan. Dan ....... Semua aku terima sebagai “titah”, dan pelajaran dari Tuhan.    Begitulah caraku menggapai cintaNya Begitulah caraku mengga...

SAKSI

 SAKSI   Aku hadir pagi ini Aku hadir sebagai saksi Dalam Musda Muhammadiyah Boyolali. Untuk lima tahun kedepan dalam masa bhakti   Salam ramah aku terima Dari para among tamu dengan kartu tergantung di dada.   Dari handai tolan, sahabat, dan panitia.     Saat raga mulai  tersandar di kursi ruang utama Mata jiwa mulai mengajak membaca tanda, demi tanda Tanda dalam riuh nyaian   Tanda dalam ramai musik dan lenggok tarian. Tanda dalam senandung keroncong yang didendangkan Dan tanda dalam merdu lantunan ayat suci Al-Qur’an. Serta dalam kata-kata hikmah pada khutbah pembukaan.   Hingga ........ Tersusunlah kalimat tentang berita, Tersusunlah untaian  do’a,   Dan tersusunlah suatu harapan. Bahwa Muhammadiyah adalah  “Aufklarung berkemajuan yang berkebudayaan”.   Aufklarung untuk bangsa berkemajuan Aufklarung untuk Indonesia berkebudayaan. Dan....... Aufklarung Islam rahmat semesta berperadaban.     Ini aku sampaikan k...

TERIKAT SEPI

 *TERIKAT SEPI*   Dalam sepotong ruang aku mencari... Aku tengok ke kanan Aku tengok ke kiri Tak kutemukan apa-apa, kecuali hanyalah sepi.   Kepada selembar Papan nama. Kepada berpuluh kursi, yang rapi tertata. Kepada kertas berserakan diatas meja Kepada barisan dinding yang tegap berdiri pada tempatnya. Aku mulai mencoba bertanya Mengapa ada sepi yang mengikat Sukma ? Mengapa ada benci mengusir tawa ?   Detik berjalan hingga sampai pada menit Menit berjalan  hingga sampai pada jam. Jam berjalan hingga sampai pada hari Dan hari berjalan hingga sampai pada tahun. Engkau tetap diam seperti biasa, yaitu Enggan untuk menjawab dan berkata-kata.   Saat kakiku mulai melangkah pergi. Tiba-tiba serentak mereka berkata “Janganlah engkau pergi, sebab engkau terikat janji”. “Janji untuk menemani kami hingga empat puluh hari”.     @ma’ruf Abu Said Husein, SIMO,  24 Juni 2023.              

RASA YANG TERKOYAK

RASA YANG TERKOYAK Cuaca panas terasa Matahari laksana satu jengkal diatas kepala. Udara berhenti bergerak Terpaku diam dalam ketakutan Dan rasa tak nyaman memenuhi ruang-ruang  kehidupan Dalam duduk terdiam di sudut ruangan Dalam mata yang setengah terpejam. Dalam kantuk yang menyekap kesadaran. Aku saksikan wajah-wajah pucat pasi Dengan air mata meleleh tak berdaya. Dalam rasa yang terkoyak Dalam keadilan yang terinjak. Aku cubit tangan kiri ku tiga kali Untuk yakinkan diri Mataku melihat di alam nyata atau mimpi Tentang empati yang terbang tinggi. Tentang politik hegemoni Tentang moralitas yang terkebiri. Tentang banyak hal yang tidak aku mengerti. *Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 20 Juni 2023.

PALESTINA MEMANGGIL KITA

 PALESTINA MEMANGGIL KITA. Apa yang kita rasakan kawan ? di bulan mulia kita Saat kita berbuka dengan segudang nikmat makanan dan minuman di meja. Saat kita sholat dengan alas karpet yang nyaman dan mengkilap di masjid-masjid kita. Sementara, saudara kita di Palestina. Berbuka dengan popor senjata di wajahnya. Mengerjakan sholat, diinjak-injak kepalanya, dan diusir dari masjidnya Anak-anak tertembak mati dalam gendongan ibunya. Tangis wanita-wanita ditinggal mati suaminya. Adakah rasa biasa-biasa ? yang hadir di dada. Atau terasa sedih menysesakkan dada. Inilah nurani yang bertanya kepada kita kawan ? Sebagai sebagai muslim, yang memanggul keprihatinan. Jika kita tak merasakan apa-apa. Sungguh kepala kita telah melupakan kedua kaki kita. Jantung kita telah melupakan paru-paru yang banyak berjasa.  Dan kita telah lupa dari  ajaran Muhammad Al-Mustafa.  Bahwa semua muslim bersaudara. Hari ini Palestina memanggil kita sebagai saudara. Memanggil untuk dukungan merdeka. D...

RIZKI BAROKAH

RIZKI BAROKAH  Rizki barokah  Itu yang mereka cari Namun alamatnya tak pernah Mereka mengerti Hakikatnya tak pernah dipahami Dari mana Datangnya, Tak pernah ditanya Prosesnya lurus atau tidak, Tak lagi dilacak Hak dan kewajiban, Tak lagi diseimbangkan Banyak pegawai jam kerja pada keluyuran Di berbagai swalayan dan restoran Namun mereka tak pernah lupa  Dari menagih renumerasi, sertifikasi dan entah apalagi Ini bukan bualan atau kecemburuan Namun itu realitas yang dipertontonkan.  Di setiap tahun berjalan Selalu ramai perbincangan gaji  tambahan Dengan nama THR, Tiga belasan,  Atau apalagi yang aku tak mengerti Entah mengapa ? Gaji pegawai selalu meninggi Tapi korupsi semakin menjadi  Bahkan hampir di setiap lini Maka keberkahan pun melenggang pergi. @Ma'ruf  Abu Said Husein, Simo, 11- 4 - 2023. 

AL-AQSA, UNTUKMU SEPOTONG DO'A

 AL-AQSA, UNTUKMU SEPOTONG DO'A Aku dengar lagi tangis derita. Saat dentum peluru kembali meneror al-aqsa di Palestina. Gagang senapan memukul kepala-kepala wanita. Memukul wajah-wajah tampan pemuda-pemuda penghuni surga. Dengan taring berlumuran darah. Mereka bubarkan sujud penghambaan di malam mulia penuh berkah. Mereka ciptakan teror menakutkan di Rumah ibadah. Dalam tarawih dan i’tikaf di bulan penuh Rahmah.. Pasukan srigala jahat menyerang saudara kami yang tak bersenjata. Memukuli jamaah laki-laki dan wanita tanpa rasa iba. Sebab hati mereka tak lagi tersimpan di dada. Hati dan rasa mereka telah mati termakan ambisi. Dan Terkubur oleh arogansi. Mataku tiba-tiba berkaca-kaca. Saat telingaku mendengar jerit tangis wanita dalam berita. Yang diserang dengan  membabi buta. Hatiku pun tak sanggup menahan amarah. Saat mataku saksikan bercak-bercak darah mengotori jubah. Dibalik tubuh tengkurap dengan tangan terikat. Dibawah sepatu-sepatu but para penjahat. Wahai saudaraku di Pa...

MOSI TIDAK PERCAYA

 MOSI TIDAK PERCAYA “Sidang terhormat” di gedung Rakyat itu terjadi di bulan mulia. Karena cinta Indonesia, kami menyimak bersama, walau hanya melalui layar kaca. Khotbah demi khotbah kami cermati dengan saksama. Nyanyian demi nyanyian kami dengarkan sebagai hiburan.  Celoteh demi celoteh kami simak dengan rasa kecewa yang menggumpal di dada. Saat khotbah Sang Pujangga menggelegar mengguncang sidang. Bagai mantra suci  Khotbah pujangga memaksa keluar sesuatu yang tersembunyi. Lahirlah Celoteh yang menyiratkan sedikit kejujuran. Kejujuran tentang “penghianatan”. Empat tahun lalu. Kami memilihmu bukan  untuk menipu. Kami memilihmu bukan untuk melindungi pencuri. Apalagi untuk mencuri. Tapi, kami memilihmu untuk memperbaiki negeri. Dan yang terjadi, jauh panggang dari api.  Kami rakyat Indonesia merasa sangat kecewa. Kecewa yang lahirkan mosi tidak percaya.  Bagaimana bisa kami percaya kepada Tuan – tuan di gedung perwakilan.  Sedang Rancangan undang-unda...

KASIH SUCI

 KASIH SUCI Di tepian pagi Kedua mataku saksikan sebuah tanda. Tanda keagungan Sang Maha. Dan ibrah bagi setiap anak manusia.  Di tepian pagi  Aku lihat balita mungil dalam gendongan ibunya. Dalam belai dan kasih bapanya. Kasih yang tak berbatas Sayang yang tak pernah kandas Kasih mereka seperti udara. Kasih yang tak dapat diganti dengan apa saja. Walau dengan emas dan  permata. Kasihnya suci. Kasih laksana Matahari. Kasih yang tulus, tak berharap balas Budi. Kasih yang lahir dari kesejatian cinta. Sebagai amanah dari Sang Maha. Maka Tuhan pun berkata.  Ridho Tuhan atas anak manusia, ada di tangan ibu dan bapa Kesalehan anak manuasia tanpa guna. Kesuksesan anak manusia tak berarti apa-apa. Jika ia durhaka kepada yang mengandungnya. Durhaka kepada yang melahirkan dengan bertaruh nyawa  Durhaka kepada yang dengan keringat dan air mata  Mencari nafkah untuk hidupnya. Maka wajarlah jika Surga itu berada dibawah telapak kaki ibu. Maka wajarlah jika Bapakmu ...

NYANYIAN SUBUH

 NYANYIAN SUBUH Waktu syahdu telah tiba. Dalam Ramadhan ke-enam di Minggu pertama. Hadir bersama kidung tasbih ribuan melata. Ribuan dinding rumah-rumah pojok kampung pun berpartisipasi dalam nyanyian subuh memuja Sang Maha.  Terimakasih Tuhan Nikmat agungMu tak berhenti engkau curahkan. Dalam keseluruhan waktu yang Engkau cipta. Untuk seluruh hambamu di semua penjuru semesta  Terlebih di bulan Ramadhan mulia. RahmanMu untuk seluruh makhlukmu. Yang memuja dalam sujud. Maupun yang ingkar atas segala nikmat yang wujud. Namun..... Rakhim-Mu hanya untuk mereka. Hamba-hambamu yang istiqamah dalam puja  Yang istiqamah dalam melaksanakan amar Sang Maha  Yang rela dalam lapar dan dahaga. Demi menggenggam ridha Tuhan Pemilik semesta.   @Ma’ruf Abu Said Husein, Simo, 28 Maret 2023.

SALAM ALAIKA YA ALI

 SALAM ALAIKA YA ALI Asap lembut mengebul ke angkasa. Dari secangkir teh manis diatas meja.  Mengajak jiwa terbang menuju pusara. Pusara Sang Imam. menantu Muhammad Al-mustafa.  Assalamu'alaika Ya Amirul mukminin. Assalamu'alaika Ya imamul Muttaqin. Salam sejahtera ketika engkau dilahirkan. Salam sejahtera ketika engkau diwafatkan. Salam sejahtera untukmu di setiap zaman. Pagi ini kulayangkan ingatanku Pada ratusan tahun yang telah berlalu. Tentang dilahirkannya manusia mulia. Al- Haidar Sang ibu menyebutnya Salam sejahtera Ya Ali Salam sejahtera wahai menantu nabi Salam sejahtera gerbang ilmunya nabi. Salam sejahtera bapaknya anak-anak yatim. Salam sejahtera pembela kaum mustadh'afin. Terimakasih aku sampaikan kepadamu Ya Ali. Melaluimu aku mengetahui Secuil hikmah Agung Sang Nabi. Sebagai lampu penerang hati. Ma'ruf abu Sa'id Husein, Simo, 8 Maret 20223.