KASIH SUCI
Di tepian pagi
Kedua mataku saksikan sebuah tanda.
Tanda keagungan Sang Maha.
Dan ibrah bagi setiap anak manusia.
Di tepian pagi
Aku lihat balita mungil dalam gendongan ibunya.
Dalam belai dan kasih bapanya.
Kasih yang tak berbatas
Sayang yang tak pernah kandas
Kasih mereka seperti udara.
Kasih yang tak dapat diganti dengan apa saja.
Walau dengan emas dan permata.
Kasihnya suci.
Kasih laksana Matahari.
Kasih yang tulus, tak berharap balas Budi.
Kasih yang lahir dari kesejatian cinta.
Sebagai amanah dari Sang Maha.
Maka Tuhan pun berkata.
Ridho Tuhan atas anak manusia, ada di tangan ibu dan bapa
Kesalehan anak manuasia tanpa guna.
Kesuksesan anak manusia tak berarti apa-apa.
Jika ia durhaka kepada yang mengandungnya.
Durhaka kepada yang melahirkan dengan bertaruh nyawa
Durhaka kepada yang dengan keringat dan air mata
Mencari nafkah untuk hidupnya.
Maka wajarlah jika
Surga itu berada dibawah telapak kaki ibu.
Maka wajarlah jika
Bapakmu adalah pemilik dirimu sekaligus hartamu.
Jasanya tak bisa ditebus dengan apa saja.
Melupakannya adalah celaka
Meremehkannya adalah dosa
Berkata kasar untuknya adalah durhaka.
Wahai saudara
Mari bermunajat kepada Sang Maha
Agar di dada kita
Penuh oleh cinta
Kepada ibu maupun bapa
Hingga Tuhan pun menyayangi kita.
* Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 2 Maret 2023.
Komentar
Posting Komentar
http://docs.google.com/form/d/e/1FlpQLSccIIPZXwEvXGNfeQuue-SSiD5c0_eMs2LkpRjZpz22WpEG2w/viewform