*TERIKAT SEPI*
Dalam sepotong ruang aku mencari...
Aku tengok ke kanan
Aku tengok ke kiri
Tak kutemukan apa-apa, kecuali hanyalah sepi.
Kepada selembar Papan nama.
Kepada berpuluh kursi, yang rapi tertata.
Kepada kertas berserakan diatas meja
Kepada barisan dinding yang tegap berdiri pada tempatnya.
Aku mulai mencoba bertanya
Mengapa ada sepi yang mengikat Sukma ?
Mengapa ada benci mengusir tawa ?
Detik berjalan hingga sampai pada menit
Menit berjalan hingga sampai pada jam.
Jam berjalan hingga sampai pada hari
Dan hari berjalan hingga sampai pada tahun.
Engkau tetap diam seperti biasa, yaitu
Enggan untuk menjawab dan berkata-kata.
Saat kakiku mulai melangkah pergi.
Tiba-tiba serentak mereka berkata
“Janganlah engkau pergi, sebab engkau terikat janji”.
“Janji untuk menemani kami hingga empat puluh hari”.
@ma’ruf Abu Said Husein, SIMO, 24 Juni 2023.
SELAMAT MILAD KE -112 Waktu terus melaju Tak terasa telah Satu abad lebih dua belas tahun usiamu. Engkau lebih tua dari Republik kita. Dan tak terhitung kontribusimu untuk bangsa. Dari Kauman Yogyakarta engkau bermula. Berjalan Pelan tapi pasti Engkau tebarkan pencerahan ke seluruh penjuru negeri. Nama besarmu terbangun dari kesalehan. Untuk kemajuan dan kemanusiaan. Untuk Indonesia kita berjaya Untuk Islam sebagai rahmat semesta. Dalam usiamu yang semakin tua. Kiprahmu semakin terlihat jelas dan nyata. Untuk Indonesia Raya. Untuk Islam berjaya Untuk kemanusiaan di seluruh belahan dunia. Fajar pencerahan terus engkau pancarkan Tak rapuh termakan usia. Tetap tegar dan Tak terkoyak, serta terus memancar. Walau tangan-tangan oportunis tak berhenti mencakar. Walau para hipokrit terus menerus merusak nalar Di hari lahirmu aku berkata Selamat milad kereta kita Untuk terus memperbaharui tekad bersama. Di seratus dua belas tahun usia Semoga Engkau terus berjaya. Un...
Komentar
Posting Komentar
http://docs.google.com/form/d/e/1FlpQLSccIIPZXwEvXGNfeQuue-SSiD5c0_eMs2LkpRjZpz22WpEG2w/viewform