Langsung ke konten utama

Postingan

HIPERMETROPIA BATIN

 HIPERMETROPIA BATIN. Pada waktu kita berada di bangku SMP, kita mendapatkan pelajaran Biologi dg materi rabun dekat atau hipermetropia. Jenis penyakit mata, dimana mata mengalami ketidakmampuan melihat dlm jarak dekat tetapi memiliki ketajaman dlm melihat hal2 yg jauh. Tampaknya hipermetropia tidak hanya bisa diderita mata fisik, tetapi juga "mata batin". Saat ini banyak orang yg "mata batinnya" lebih tajam melihat hal yg jauh (pada diri orang lain) tetapi tumpul melihat ke dalam diri sendiri.  Indikasi adanya penyakit Hipermetropia  batin  dalam diri seseorang, yaitu bahwa penderita hyper self confident; merasa lebih hebat, lebih baik, lebih segala-galanya dari orang lain dan tidak mampu melihat kekurangan atau keburukan diri sendiri. Selain itu penderita cenderung mempunyai ketajaman dlm memandang keburukan orang lain.  Penyakit ini dlm istilah agama seting disebut dg istilah "ahmaq". Sebuah penyakit batin yg sangat sulit disembuhkan. Bahkan nabi Isa yg...

ADA KESAMAAN MAKNA

*ADA KESAMAAN MAKNA* Seperti biasa, waktu senggang aku selalu duduk di depan meja belajarku yg sudah tua. Bercengkrama dg buku-buku atau kitab-kitab agama yg rata-rata aku membelinya pada puluhan tahun yang lalu. Walaupun ada beberapa buku yg aku beli di lima tahun terakhir. Tetapi ada juga buku atau kitab agama yg merupakan hadiah dari para sahabat.  Pagi ini, mataku tertarik untuk membuka kitab agama PERJANJIAN BARU. Kitab ini merupakan hadiah dari teman yg dahulu pernah beragama Kristen. Alexander Sudarmanto namanya. Sejak beliau diwisuda sebagai sarjana ilmu politik UGM Yogyakarta kira-kira pada tahun 1999, aku kehilangan kontak hingga saat ini. Semoga beliau selalu berada dalam hidayah dan perlindungan Allah SWT. Illahii amien. Kitab Perjanjian Baru mulai aku buka halaman demi halaman. Mataku terhenti pada LUKAS 6 halaman 176, pada Bab. Hal menghakimi. Pada ayat 37 berbunyi: "Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu...

IBU

 *IBU* Setiap hari adalah harimu. Setiap bumi adalah bumimu. Engkau nafas setiap anak manusia. Ridhamu adalah Ridha Sang Maha. Dan Murkamu adalah Murka Sang Pemilik Semesta. Engkau sabar menggendong kami. Dalam lemah yang bertambah. Engkau bertaruh nyawa. Untuk hadirnya kami di dunia. Engkau tak pernah marah. Engkau tak pernah lelah. Merawat saat kami lemah. Engkau ajari kami bicara. Hingga fasih berkata-kata. Engkau ajari kami berjalan. Untuk lewati jalan terjal kehidupan. Ibu...... Jasamu tiada tara. Tak dapat dinilai dengan harta. Ribuan langkah engkau ayunkan. Untuk lewati setiap rintangan. Semua demi kami, anakmu. Ibu..... Sungguh kami tak rela. Engkau meneteskan air mata  derita. Ibu...... Doaku untukmu di setiap waktu. Dalam setiap sujud penghambaanku. * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 22 Desember 2022.

BERHALA BARU

 BERHALA BARU Wahai Ibrahim kekasih Sang Maha. Engkau hancurkan berhala-berhala. Wahai Muhammad Al-Mustafa. Engkau ajarkan kepada ummat, bahwa tidak ada tuhan selain Dia. Wahai  para kekasih Tuhan Engkau berjuang kuburkan kebodohan Engkau musnahkan kebiadaban zaman. Bersama hancurnya latta, manna dan uzza yg telah dipertuhankan. Wahai engkau para kekasih Tuhan Tauhid yg engkau ajarkan Kini telah diporak-porandakan. Dengan dibangunnya berhala baru bernama pangkat dan jabatan. Juga harta benda yg dipertuhankan Mereka tak lagi mendirikan altar pemujaan di rumah2 mereka Tetapi... Mereka membangun berhala di istana jiwa Berhala yg terus dibawa kemana-mana Berhala yg tak berhenti dipuja-puja Wahai para kekasih Tuhan Izinkan aku pinjam kapak saktimu Untuk hancurkan berhala baru. *Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 21 Desember 2022.

PEMBAWA KAYU BAKAR

*PEMBAWA KAYU BAKAR* Aku berlindung kepada Dia.  Tuhan Penguasa Jagad Maya.  Tuhan Pemilik Semesta. Dari kejahatan mereka. Pembawa kayu bakar yang berkeliaran di jagad maya. Mereka menyulap isu menjadi "fakta". Menganti fakta dengan rekayasa. Mereka melempar kayu setiap waktu. Bersama bara tuk membakar  hati manusia. Hingga menyala benci di dada. Dan ukhwah menjelma  menjadi sampah. Inilah zaman kita. Zaman ketika agama sekedar bahan bercerita. Zaman ketika kesalehan hanya sekedar penampilan. Zaman ketika manusia berlomba  mengumbar kepuasan.  Hanya sedikit manusia terselamatkan. Mereka itu sebagian kecil insan  pilihan Tuhan. Hidup dalam sederhana dan bijaksana. Penuh empati di dada. Berittiba' kepada Muhammad al-Mustafa. *Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 14 Desember 2021.

TENTANG MANUSIA

 *TENTANG MANUSIA* Wahai manusia Kenali dirimu Maka engkau kenal Tuhanmu. Engkau akan tahu tentang dari mana ? Dan hendak menuju kemana ? Jika Malaikat tak pernah turun pangkat. Setan tak pernah naik derajat. Tapi manusia. Tak selamanya menjadi manusia. Ia mampu menjadi lebih mulia. Dari malaikat yang tak pernah berbuat dosa. Ia pun terbuka peluang turun derajat. Menjadi manusia yang bukan manusia  Menjadi makhluk yang paling terhina. Bahkan Lebih hina dari binatang melata. Jika hawa nafsu menguasainya. Maka, binatanglah derajatnya. Atau bahkan lebih darinya. Namun jika nurani menjadi raja. Maka Tuhan dan malaikat pun memuliakannya. * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 10 Desember 2021.

MARI RENUNGKAN BERSAMA

 *MARI RENUNGKAN BERSAMA* Dengan membuang ludah ke langit ia sucikan dirinya Dalam topeng kepalsuan takwa Dalam muslihat kepada ummat  Saat topeng terbuka oleh fakta. Ludahpun mengguyur muka. Mengalir mengotori lembaga Mengotori institusi yang seringkali merasa paling suci. Lima tahun bangkai itu terkubur rapi. Tertutup kepalsuan takwa Tertutup Kalam Tuhan yang dipermainkan Tertutup  "Jubah suci penjaga syariat Illahi'. Entah mengapa hari ini Tuhan membuka. Meniup jatuh topeng takwa. Adakah i'tibar dibaliknya. Entahlah, mari renungkan bersama. * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 10 Desember 2921.

RUKMINI

  RUKMINI Rukmini itu sebuah nama. Rukmini perempuan desa Kisahnya memaksa keluar air mata. Kisah haru seorang anak manusia. Kisah membunuh ego persembahkan cinta Letusan Semeru mengguncang telinga. Menebar ketakutan dan kecemasan.  Ribuan kepala  berlari menyelamatkan diri. Karena Bhakti dan cinta Untuk pemilik rahim yang melahirkannya. Rukmini rela meregang nyawa. Bersama ibu tercinta. Dalam amuk lahar panas menerpa. Rukmini perempuam desa Kisahmu menepuk dada. Teladankan kepada setiap anak manusia. Tentang cinta dan kasih sayang. Tentang Bhakti tertinggi di jalan kemanusiaan.  Selamat jalan perempuan desa. Semoga tempatmu mulia disisi Sang Maha. * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 7 Desember 2021.

AJARKAN KAMI CINTA

 AJARKAN KAMI CINTA Tak mengapa Engkau bilang kami udik. Tak mengapa engkau bilang kami  miskin dan kurang terdidik. Namun ... Engkau perlu tahu Di dada kami ada gelora penuh cinta Cinta Indonesia berjaya Rakyat hidup dalam damai  Tanpa caci - maki dan cela-mencela Untuk tuan-tuan para pemangku kebijakan. Beri kami khotbah pencerahan Tentang ekonomi masa depan Tentang peradaban luhur dan berkeadilan  Yang perlu terus dikembangkan. Wahai tuan-tuan Kami ingin tuan menjadi teladan Dalam kata dan tindakan. Ketika di rumah saat  bersama keluarga. Ketika di pasar-pasar saat berniaga Maupun di tempat-tempat ibadah tempat seorang hamba dalam  berserah. Ajari kami tentang bagaimana Bahagia bersama keluarga Tentang etika terhadap sesama Tentang cara melawan ego Penghalang cita-cita. *Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 4 November 2018.

MELAWAN EGO KITA

 *MELAWAN EGO KITA* Perang tak pernah usai. Strategi terus ku kembangkan. Pedang di tangan tak pernah ku sarungkan. Untuk taklukkan "ego" kendaraan setan. Kepada para alim aku belajar asah senjata. Kepada para arif aku belajar memainkannya. Dengan "jurus-jurus cantik" dari Muhammad al-Mustafa. Nalar kita di kepala Dan nurani kita di dada Harus bergerak padu dalam satu irama. Hingga kebenaran tak tinggalkan rasa. Hingga rasa tak menipu kita. Dan "wisdom" pun menjelma.

KARENA DOSA KITA

 KARENA DOSA KITA Kemarau telah berjalan sekian lama. Namun titik finish blm terlihat di  mata. Sabar kami menyertainya di sepanjang jalan. Kami coba ketuk pintu langit dg do'a dan harapan. Ku beranikan diri memohon ampunan. Walau malu di dada aku rasakan. Sebab bergunung dosa telah aku lakukan. Aku merasa .,.... panjangnya kemarau kami Sebab bergunung dosa Yang mengotori jiwa. Wahai sebaik-baik pemberi ampunan. Tak ada tempat mengadu  Kecuali padamu. Tak ada yg sanggup bersihkan dosa  Kecuali Engkau Sang Maha. Wahai Tuhan pencipta semesta. Wahai Engkau pengabul setiap doa Wahai Engkau Pengampun setiap dosa Aku datang kepada Mu dg bergunung kesalahan. Karena lemahku hingga syahwat menjajahku.  Aku tahu Rahmat Mu lebih luas dari semua itu.  Maka ..... Aku bersimpuh di kakiMu. Wahai Tuhan Turunkan untuk kami hujan Pelepas dahaga yang kehausan Pencuci hadas dan najis yg menempel di badan. Blagung, 21 Oktober 2019

BABAK BARU DUNIA KITA

 BABAK BARU DUNIA KITA Hari ini awal babak kedua Untuk kami sebagai anggota bangsa. Dalam kepemimpinan baru. Kombinasi pengusaha dan ulama. Kami rakyat pinggiran Ucapkan selamat Dan sampaikan harapan Semoga Jokowi - Amin ciptakan kemajuan. Kami mendukung mu Untuk Indonésia maju Jangan lupakan kami Ratusan juta kaum pinggiran Berharap kemajuan NKRI Dengan tuntasnya masalah korupsi. Tuan-tuanku di Cendana Tuan-tuan di Gedung Nusantara Kami tunggu janjimu Kami tunggu kerjamu. Ma'ruf Abu Said Husein, Ahad, 20 Oktober 2019.

USWATUN HASANAH

 USWATUN HASANAH Dalam sendiri Aku buka jendela semesta. Pikiranku terbang melayang. Menuju 12 Rabiul awwal ratusan tahun silam. Untuk temukan atsar-atsar keteladanan. Dalam "Asyama-ilul Muhammadiyah". Aku temukan keteladanan dalam kata. Keteladanan dalam perbuatan. Keteladanan dalam cita dan cinta. Keteladanan dalam segala. Walau mata kepala tak melihat jasadnya. Namun mata jiwa saksikan jelas keagungannya. Ia lembut dalam bertutur kata. Ia penuh kasih terhadap sesama. Rinduku semakin menggunung. Saat menyusuri jejak-jejak  Sang pribadi agung. Sungguh pribadi penuh pesona hadir nyata. Saat shalawat kita baca. *Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 20 Oktober 2021 /12 Rabiul awwal 1443 H https://langitpuisi-indonesia.blogspot.com

MUNAJAT PAGI

 *MUNAJAT PAGI* Wahai Tuhan Kebesaran Mu tak pernah berkurang. Keagungan Mu tak mungkin hilang. Keagungan dan Kebesaran Mu selalu Nyata. Saat tengah malam berselimut sunyi. Atau adzan bersautan di waktu pagi. Rahman Mu adil untuk semua makhluk di alam semesta. Rahim Mu hanya untuk hamba beriman saja. Tuhanku  Sungguh aku malu pada Mu Ketika lalai mengikat waktu. Ketika Engkau tebarkan RahmatMu. Sedang aku sibuk dengan urusanku sebab ego menyanderaku. Maka, ampuni aku Wahai Tuhan sebaik-baik Pemberi ampunan. Wahai Tuhan Engkau Penguasa segala Aku awali pagi dengan melantunkan puja. Melafalkan kalimat munajah cinta.  Cinta untuk kedamaian. Cinta untuk kemanusiaan.  Kenyangkan mereka yang lapar. Sembuhkan mereka yang sakit. Gembirakan mereka yang berduka. Mudahkan mereka yang dalam kesulitan.  Wahai Engkau Sang Maha Wahai Engkau Pengistijabah setiap do'a. Terimalah munajat pagi dari hamba. Sebagai ibadah kepadaMu dan sedekah untuk sesama.  *Ma'ruf Abu Said Hus...

PULANGLAH SAYANG

 PULANGLAH SAYANG Wahai anak-anakku. Aku bangga atas semangatmu yg menggelora. Fungsikan statusmu sebagai mahasiswa. Sebagai agen perubahan Indonesia. Namun....... Aku sedikit kecewa. Ketika lengking suaramu  Kurang substantif  Nadanya sedikit merusak telinga. Hingga mudah ditumpangi pihak ke-tiga.  Untuk kepentingan nafsu mereka Pulanglah anakku sayang  Tajamkan logikamu  Asah rasa empatimu Dengan lebih akrab kepada buku. Dengan berlatih "menjadi" orang di luar dirimu. Pulanglah anakku sayang Jangan usir rasa malu dlm berkata hal "yang saru". Kita ini Nusantara  Tak baik sronok dalam berkata-kata Tak baik sronok dipamerkan Anakku sayang. Tak ingin aku engkau ditumbalkan  Untuk kepentingan para Drakula Yang tak ragu menghisap darah siapa saja  PULANGLAH anakku sayang. Persiapkan dirimu tuk ciptakan Indonesia gemilang.  Engkau boleh menjadi apa saja Tapi, tak perlu membuang gaya Nusantara. Simo, 28 September 2019.

ARBA'IN

 ARBA'IN  Telah tiba ..... Empat puluh hari syahid cucu al-Mustafa. Arba'in Al-Husein bersama tujuh puluh dua anggota keluarga. Yang terbunuh di Karbala. Membaca...., mendengar... kembali sejarah itu. Di dada terasa gemuruh pilu. Kebenaran dicampakkan Tergilas kereta kekuasaan Tersapu jahilnya kekuasaan Dan itu, atas nama kebenaran. Ini sejarah penghianatan atas nama kebenaran. Ini sejarah peri kebinatangan. Walau ratusan tahun telah berlalu. Mendung kesedihan masih bergelantung tebal di hati orang-orang beriman.  Sebagai ibrah perjuangan. Sebagai ibrah pengabdian. Sebagai ibrah tentang Istiqomah dalam iman. * Ma'ruf Abu Said Husein, Salatiga, 26 September 2021.

KEPAK SAYAP KEPRIHATINAN

 KEPAK SAYAP KEPRIHATINAN Di hadapanmu Aku tundukkan wajahku Engkau mengira itu hormatku. Padahal aku malu dan tak ingin melihat telanjangmu. Di hadapanmu Aku diam tak bicara Engkau mengira aku setuju. Padahal aku menghemat suaraku  Dan merasa mubadzir berkata-kata. Jika telingamu enggan mendengarnya. Wahai tuan yang mulia. Sebenarnya, Sungguh aku ingin bertanya. Apakah engkau tak pernah berkaca ?. Hingga berjalan ke sana ke mari tanpa busana.  Adakah malumu telah pergi. Hingga rasamu pun mati. Ini prihatinku Biar kucatat dalam ingatanku. Agar aku tak lupa untuk berdoa. Agar malumu kembali ke dada. Ini kata, bukan kata kebencian. Ini kepak sayap keprihatinan. Untuk jiwa-jiwa merdeka. Untuk lebih bijak dan bersahaja. * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 24 September 2021. https://langitpuisi-indonesia blogspot.com   .

SELAMAT JALAN PAK HABIBI

 SELAMAT JALAN PAK HABIBI Matahari tenggelam diufuk barat Bersamanya ruh sucimu terbang ke langit. Lambaian tangan bahagia terlihat nyata Berkendara bergudang amal kebaikan untuk bangsa Untuk kebaikan ummat manusia Duka bercampur bangga terasa di dada Saksikan Sang teknokrat kembali kepada Sang Maha Hangat di kelopak mata mulai terasa Butiran air menetes, entah mengapa. Bagiku engkau teladan bagi semua  kepala keluarga Dalam membangun keharmonisan cinta Dalam meniupkan ruh kebangsaan pada generasi penerus kita.    Bagiku engkau Teladan seluruh anak bangsa Untuk membangun negeri Untuk mencintai Indonesia dengan sepenuh hati. Dari tempat yang tak dekat Dari madrasah kecil di tempat agak terpencil. Kami ucapkan SELAMAT JALAN Pak Habibi. Semoga engkau selalu dalam Ridho Sang Maha Tinggi Ma`ruf Abu Said Husein, 12 Septemper 2019.

SAKSI KEHIDUPAN

 SAKSI KEHIDUPAN Di depan layar kehidupan Aku duduk terpaku dalam diam Entahlah... Jemariku terus memeriksa huruf merangkai kata Dalam keyboard layar maya Walau..... Aku sedikit ragu Adakah ini berguna ? Tiba-tiba yakinku pun bangkit Bahwa..... Pintalan kata-kata kebajikan  Akan menjadi nasihat diri Sekaligus sebagai saksi pada hari perhitungan Pada hari, tiada yang berguna kecuali kebajikan Ahirnya.... Teruslah berkata-kata Berkata-kata yang berguna Untuk diri dan sesama   *Ma`ruf abu Said Husein, 3 September 2021

OH YAMAN

 OH YAMAN Aku dengar samar Jerit ribuan Balita yg lapar Berlindung di camp pengungsian Dari serbuan serdadu utusan "sang raja". Jerit kelaparan memenuhi angkasa. Mengetuk nurani setiap hati. Untuk selamatkan empat ratus ribu bayi terancam mati. Ratusan ribu janda ditinggal mati suami. Desing peluru tak berhenti  bertalu Menjadi musik horor laksana hantu. Hadir tak mengenal waktu. Merobek gendang telinga. Tinggalkan tangis duka. Oh Yaman Aku dengar jeritmu Oh Yaman Aku dengar tangismu Oh Yaman Maafkan aku, hanya doa untukmu. Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 26 Agustus 2021. https://langitpuisi-indonesia blogspot.com