Langsung ke konten utama

Postingan

"MI'RAJ KE LANGIT"

 "MI'RAJ KE LANGIT" Seperti biasa. Kami berkumpul dalam " Safinah Dzikir". Menajamkan rasa sebagai hamba. Lampiaskan rindu dengan menyebut nama indah Sang Maha  Safinah mulai berjalan perlahan. Saat jamaah serentak mulai mendayung dengan fatehah sebagai wasilah. Gema dalam puja dan doa Menarik jiwa-jiwa yang ikhlas terbang ke langit. Mendekap bahagia dalam puja.  Bersimpuh dihadapan keagungan Sang Maha.  * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 21 Oktober 2022.

BERGURU KEPADA SEMESTA

 BERGURU KEPADA SEMESTA Embun pagi datang menyapa Menyelinap ke dinding qalbuku Di setiap tarikan nafas dzikir dan doa. Mengajakku untuk terus berguru pada semesta. Mari berguru pada wayang dalam keihlasan.  Tak pernah menggerutu Tak pernah protes Dan tak pernah mengeluh  Menjalani setiap peran. Mari berguru pada udara Yang selalu Istqomah dalam memberi. Dan ikhlas sebagai kunci Atas peran yang ia emban ÄŽari Sang Sutradara kehidupan Mari betguru pada bayang-bayang Berguru dalam ketaatan  Berguru dalam kesetiaan Dan tak pernah mengeluh di setiap keadaan Di saat lelah Disaat sedih Di saat bahagia Ia tetap setia menemani Tuannya Tak akan berhianat walau menderita * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, waktu pagi 18 Oktober 2022.

KECEWA

 KECEWA Aku....... Aku manusia. Maka aku bisa kecewa. Aku bisa sedih, gembira  dan  tertawa. Kecewaku.... Kecewamu ..... Kecewa kita wajar adanya Begitulah saat harapan dipatahkan dalam perjalanan. Saat lamaran Sang perjaka telah diterima. Ijab kabul telah dilaksanakan. Tiba-tiba ia diusir dari pelaminan. Entah mengapa ? Entah mahar uang  yang kurang Atau kebodohan dalam menghitung cuan. Atau kepongahan dalam egoisme jabatan Aku boleh kecewa Engkau boleh kecewa Tapi jangan terlalu lama. Labuhkan kembali harapan dalam sujud. Dalam Samudera kemurahan Tuhan Bukan dalam kepongahan anak manusia yang sedang berkuasa.  * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 12 Oktober 2022.

PANCASILA

 PANCASILA Pancasila....... Ku renungkan dirimu bersama rasa dan  nalarku Pancasila....... Engkau luar biasa. Maka...... Namamu aku simpan dalam dada. Engkau anugerah dari Sang Maha. Engkau satukan kami, walau kami berbeda-beda. Aku Jawa Ia  Sunda Mereka Dayak maupun Papua Atau  pun yang lainnya Semua adalah kita Menjadi Indonesia Pancasila...... Nilai-nilai mu ada dlm hidup kami semua. Maka kami menjaga sekuat tenaga. Mendongkel mu Berarti membunuh kami semua. Pancasila.......... Berkali-kali eksistensimu digoyang Srigala  Engkau tetap kokoh berdiri Sebab nilaimu ada di dada kami. Mengalir dalam setiap darah anak-anak negeri. Mengakar kuat dalam setiap adat kami. Kokohmu hingga hari ini Inilah sebuah pertanda Bahwa Pancasila dalam  lindungan Sang Maha Tinggi. Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 1 Oktober 2022.

SALAM DAMAI UNTUKMU

*INNA LILLAHI WA INNA ILAIHI RAJI'UN.*  *SALAM DAMAI UNUKMU* Kabar itu ku terima siang ini. Tentang berpulangnya pahlawan kami.  Sang pencerah anak-anak negeri. Satu bintang Nusantara kembali jatuh ke bumi. Tangis duka pun menggelantung di langit bumi Pertiwi. Salam damai untukmu bapa. Yang telah dipanggil Sang Maha Cinta. Telah banyak lilin yang engkau nyalakan. Untuk mengusir kegelapan.  Mengusir jumud dalam altar suci Perguruan Tinggi.  Membongkar dinding feodal dalam bernalar. Membangun cakrawala berfikir terbuka. Membangun toleransi antar ummat beragama. Terimakasih guru. Dari tempat yang tidak dekat. Aku turut bermunajat. Agar kembalimu  dipenuhi  rahmat. Bersama doa para malaikat.. Untukmu aku hadiahkan al-fatehah. Semoga kuburmu penuh berkah.  *Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 18 September 2022.

JIMAT YANG TERBAKAR

 JIMAT YANG TERBAKAR Satu persatu mulai terungkap. Satu persatu mulai tertangkap. Mantra menyebut nama tak lagi berguna. Azimat Samba telah sirna. Azimat Samba lebur terbakar. Oleh "darah suci" yang dipaksa keluar dengan senjata api. Laksana kematian Yesus dalam tradisi kristiani. Tetesan darahnya menyibak kelam dunia hitam. Tentang pembunuhan. Tentang perjudian. Dan tentang lainnya yang sepadan. Tetesan darahnya ..... Membuka wajah-wajah  buram bertopeng pahlawan. * Ma'ruf Abu Said Husein, Karanggede, 23 Agustus 2022.

SEJARAH DUKA

 *SEJARAH DUKA* Dalam diam mataku terpejam membayang.   Tentang Sejarah duka yg terekam dalam ratusan kitab terpercaya. Tentang upaya genosida oleh Sang raja. Di sebuah lembah bernama Karbala. Derap kuda Kafilah suhada' menerabas lautan Sahara  Dalam komando cucu Muhammad nan gagah perkasa. Dialah Husein bin Ali Sang pemuda penghulu Surga.  Debu Padang pasir mengebul ke angkasa. Pergi menghilang bersama langkah kuda yang terhadang. Terhenti oleh barisan tentara Khalifah. Utusan Yazid putera Muawiyah.  Menghadang kafilah menuju Kuffah. Debu kembali mengebul ke angkasa. Saat pertempuran tak lagi terhindarkan. Dan debu Sahara meyelimuti Karbala. Menjadi saksi kebiadaban Sang raja.  Atas Husein putera nabi. Bersama tujuh puluh dua keluarga yang dipaksa meregang nyawa. Ini adalah kisah penuh duka. Duka atas upaya genosida keluarga al-Mustafa. Duka atas kedzaliman penguasa. Duka atas kemanusiaan yang disingkirkan. Dan duka atas penguburan kebenaran. *Ma'ruf ...

MASIH INGATKAH KITA ?

 MASIH INGATKAH KITA ?. Masih ingatkah kita. Bahwa tubuh manusia berjalan sesuai dengan hukumnya. Dari bayi yang tak berdaya. Tumbuh dewasa menuju  puncak kesempurnannya. Kemudian melemah pela-pelan seiring berjalannya usia. Sampai pada titik nadir terendah, kematian lah yang menjadi batasnya. Jika manusia melupakannya. Dan kehati-hatian tak pernah ada. Maka penyesalan yang akan menjadi hadiah untuknya. Namun..... Jika manusia tak berhenti mengingatnya. Dan tanggung jawab melekat dalam setiap geraknya. Maka, nikmat syukur tak mau berpisah darinya. Syukur selalu hadir dalam seluruh masa. Ketika keadaan lemah ia bersyukur. Ketika menjadi kuat, ia pun bersyukur. Ketika sehat, ia bersyukur. Ketika sakit pun ia bersyukur. Ketika lapang, ia bersyukur. Dan saat smpit pun ia bersyukur. Syukur menjadi. Jiwa. Saat "hakikat" telah digenggamnya. Tawa dan tangis hanyalah warna. Lapang dan sempit relatif belaka. Sebab jiwa lah penentunya. * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 9 Juni 2022.

"TAKDIR" TERINDAH

 * "TAKDIR" TERINDAH * Dalam setiap gerak waktu. Aku tak ingin  melepaskan dekapanmu. Walau dalam sejengkal waktu. Sebuah dekapan yang menghunjam rasa.  Dalam kepedihan sepi, sunyi tanpa kata. Dalam perih meledak membahana. Maupun.... Dalam bahagia yang terpendam dalam dalam bisu tanpa sepotong tanda. Dan dalam bahagia teriring tawa. Aku mencoba mengikat rasa. Dalam syukur penuh gelora Dalam dzikir memuji Sang Maha. Menyertaimu adalah "takdir terindah" dalam kehidupan. Bersama dzikir sepi malam hari penuh puja. Atau tasbih bersama matahari yang tersembunyi dibalik dada dalam setiap aktivitas tubuh fana. Menyebut asmaMu adalah penyembuh luka. Mengusir resah dalam dada. Alirkan mata air kedamaian dan ketenangan untuk jiwa. Terimakasih Tuhan atas cintaMu. Terimakasih Tuhan atas kasihMu. Cinta dan kasih yang tak berbatas tempat dan waktu. * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 30 Mei 2022.

SELAMAT JALAN BUYA

 SELAMAT JALAN BUYA Tepat di hari Jum'at penuh berkat. Bersamanya ruh sucimu terbang ke langit. Lambaian tangan bahagia terlihat nyata. Berkendara bergudang amal kebaikan untuk bangsa. Untuk kedamaian ummat manusia. Duka bercampur haru terasa menyesak di dada. Mendengar berita di layar kaca. Tentang Sang Pendekar kemanusiaan yang kembali berpulang  menghadap Sang Maha. Hangat di kelopak mata mulai terasa. Butiran air mataku menetes, entah mengapa. Bagiku engkau teladan bagi seluruh anak bangsa. Dalam sederhana dan bahagia. Teladan bagi ummat  dalam berorganisasi.  Untuk tidak terjebak dalam egoisme kelompok perusak nurani. Teladan dalam kehidupan berbangsa dengan menjunjung Bhineka Tunggal Ika. Dan Teladan dalam beragama. Yang menjadi Rahmat bagi semesta. Engkau ajarkan keharmonisan dan  cinta. Sebagai pengabdian kepada Sang Maha. Sebagai Bhakti untuk bangsa dengan segenap jiwa. Dalam ikhlas yang sempurna. Aku ucapkan SELAMAT JALAN Buya. Semoga engkau selalu dal...

WAJAH AGUNG TUHAN

 WAJAH AGUNG TUHAN Wahai Sang Maha Kulihat wajah agungMu dalam setiap mata memandang. KebesaranMu mengisi setiap kejadian. Dalam cerahnya hari, Maupun mendung di waktu pagi. Dalam tetesan air mata kesedihan  Atau... Air mata kebahagiaan Dalam sepi tanpa kata Atau... Dalam ramai penuh canda dan tawa Dalam tampilan penuh gaya Atau...... Kesederhanaan penuh makna Pendek kata....... Pesona Wajah agungMu  Terlihat dibalik semesta. Atau dibalik pernak-pernik setiap fakta.  *Ma'ruf Abu Said Husein, Sambi, 22 Mei 2022.

TAWAKAL

 TAWAKAL Aku gerakkan tanganku perlahan. Dalam empat belas tahun berjalan. Jemari kecilku mencoba  melukiskan kebesaran Sang Maha. Dalam ikatan niat suci  Pengabdian pada Sang Maha Tinggi. Kecil dan lemah jari-jemari Bisikkan lelah dalam dada Lolong srigala meminta Tinggalkan kuas dan kanvas beserta tinta. Sesungguhnya aku suka mendengar lolong Srigala. Menyiratkan nasihat, harapan, maupun godaan, dan hiburan yang batasnya lebih tipis dari sutera.  Namun...., aku takut kanfas itu terbang setelah aku tinggalkan. Melayang jauh kemudian menghilang. Bersama mengeringnya tinta Dan akhirnya terhempas menjadi sampah tak berguna.  Aku tak pernah bosan mengusir ragu. Walau ia tak jua berhenti datang menyerbu. Akhirnya ....... Hanya tawakal bentengku. Untuk tetap dalam pengabdian. Antara hijrah maupun tetap diam dan bertahan. * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 30 April 2022.

MENGINGAT LUPA

 MENGINGAT LUPA Kawan mari bersama  membaca  Membaca fenomena penindasan yang dilupakan. Membaca Penindasan yang dilanggengkan. Puluhan tahun telah terjadi. Palestina terdzalimi. Zionis menggusur tanpa henti. Menganiaya anak-anak dan wanita yang tanpa daya. Lihatlah kawan ! Puluhan tahun mereka berjuang.  Mengambil hak yang terampas. Dengan darah dan air mata. Yang ditumpahkan oleh keserakahan imperialis. Yang bernama zionis. Kawan ...... Kita harus membaca Palestina. Walau dari tempat yang berbeda. Agar hati kita menjadi peka. Tidak berkarat dan sekarat. Dan hati pun menolak setiap kedzaliman. Yang terjadi di setiap bumi Tuhan. Keberpihakan kita atas mereka yang teraniaya. Adalah ukuran dari iman kita. Maka suarakan kalimat pembela. Suarakan untuk mereka, walau sekedar dengan sepotong doa.  *Ma'ruf Abu Said Husein, Semarang, 26 April 2022.

MISBAH JIWA

 MISBAH JIWA Guru ..... Engkau hebat dan mulia. Di kampung terpencil Engkau bergaji kecil. Walau tak ada NIP dibawah nama Namun engkau tampak bahagia. Sepi dari gerutu menghinggapi dada. Engkau merubah kami Dari tak faham menjadi mengerti. Dari ugal-ugalan menjadi lebih sopan. Dari buta aksara menjadi pintar membaca. Dari tak mengenal angka menjadi faham tentang Matematika. Dari masa ke masa Tak bosan engkau memberi motifasi bagi jiwa. Untuk mendongkel putus asa. Hingga harapan pun hadir menjelma.  Terimakasih guru. JasaMu terukir kuat di dada. Sebagai Misbah dalam gelapnya jiwa. Sebagai penyemangat jiwa-jiwa yang berkarat. *Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 25 April 2022.

SELAMAT JALAN BAPA

 SELAMAT JALAN BAPA. Inna lillahi wa Inna ilaihi raji'un Di bulan mulia Bulan penuh Rahmat dari Sang Maha. Engkau menghadap Sang Pencipta. Entah mengapa Terasa ada getar di dada Saat terdengar kabar Engkau telah tinggalkan kami Pergi menghadap Sang Maha Tinggi Sungguh pergimu Adalah nasihat bagi kami. Bahwa Hidup itu sebentar waktunya. Tempat menjalani pengabdian kepada Tuhan. Tempat menjalani bebagai ujian. Dalam wujud suka, maupun duka dalam kehidupan. Celakalah orang-orang yang lupa. Untuk apa ia diciptakan Dan akan kemana pasca kematian Selamat jalan Bapa. Semoga engkau mulia Disisi Sang Maha Bersama Muhammad al-mustafa dan keluarga. Bersama sahabat nabi yang setia. Bersama orang-orang dalam barisan orang bertaqwa. * Ma'ruf Abu Sa'id Husein, Simo, 4 April 2022

KATA PAK MENTERI

 KATA PAK MENTERI Daun telinga kami mulai menangkap gerutu. Keluh kesah, dan jengkel yang menggumpal. Dari mereka para penduduk desa maupun kota. Di semua sudut negeri kita. Ketika harga-harga merangkak naik tinggi.  Dan kebutuhan pokok tak terbeli.  Pak Mentri pun angkat tangan tak mampu atasi. Sebab ini mafia ekonomi. Mafia ekonomi ....? Kami tak mengerti. Apakah ini nyata ? Atau topeng untuk menutupi kegagalan mencipta stabilitas ekonomi. Maupun gagal membangun regulasi. Sungguh kami tak mengerti. Jika ini mafia Mengapa bayonetmu tak menyala ? Untuk tegakkan Kitab Undang-Undangmu yang enggan bicara. Atau hukum telah kehilangan logika ? * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 31 Maret 2022.

MARHABAN YA RAMADHAN

                                                    MARHABAN YA RAMADHAN Rindu kian membuncah Menanti datangnya Bulan penuh berkah Bulan dibukanya pintu Surga Bulan ditutupnya pintu neraka Bulan dihapusnya dosa-dosa Bulan diijabahnya segala doa Melalui Qiyam wa Siyam untuk Sang Maha Marhaban Ya Ramadhan Empat atau lima hari lagi Engkau tiba Rasa tak sabar menunggu penuh cinta Marhaban Ya Ramadhan Begitulah untain kata yang lahir di dada. Harapku mulai membuncah Uuntuk berjumpa Bulan penuh berkah Bulan Utama hadiah Sang Maha Disediakan Tuhan untuk setiap hamba beriman  Untuk menggapai maqam ketaqwaan Marhaban Ya Ramadhan Aku bersiap menyambut datangmu Aku mulai bersihkan jiwa Dengan mengusir benci  Dan membunuh iri di hati Serta mengobarkan gelora cinta   Tuhan......... Izinkan aku untuk berbincang mesra denganmu Dalam D...

PUNCAK KERINDUAN

 PUNCAK KERINDUAN Tuhan..... Rinduku bergelora Menggumpal memenuhi dada Mengikat jiwa dalam sujud penuh makna Tuhan..... Aku akan mati tanpaMu Jiwaku gersang tanpa kasihMu Setetes nikmatMu hidupkan semesta Secuil kasihMu damaikan dunia MengingatMu tenangkan jiwa. Menyebut asmaMu adalah senjata. Selalu bersamaMu Adalah dambaanku Menjauh dariMu adalah kenistaan Berpisah dariMu adalah kehancuran Maka..... Izinkan aku selalu bersamaMu Bersimpuh dibawah keagunganMu Dalam nyanyian puji dan sujud pengabdian  Aku percaya ...... Berhikmad kepada ibu dan Bapa Bagian dari pengabdian utama Seperti tertera dalam Kitab Al-Quran Kitab suci yang telah engkau wahyukan. * Ma'ruf Abu Said Husein, Selasa, 8 Maret 2022

KEAJAIBAN DAN IBRAH KEHIDUPAN

 KEAJAIBAN DAN IBRAH KEHIDUPAN Walau sayapmu telah patah.. Engkau tak boleh lelah dan menyerah. Engkau harus tetap terbang menuju angkasa. Dengan sisa - sisa sayap yg ada Tanamkan yakin di dadamu. Bahwa Tuhan sangat mudah ciptakan berjuta keajaiban.  Api tak membakar Ibrahim. Tongkat Musa menjelma sebagai ular raksasa. Apakah engkau masih meragukannya ? Hilangkan ragumu Jika ingin diijabah doa-doamu. Dengan sayap-sayapmu yang tersisa.  Engkau harus terbang menuju angkasa. Dengan semangat berkobar di dada. Bersama hembusan angin Yang terlahir dari do'a Dari pusara ikhlas yang tertancap di dada Bukankah pelajaran telah engkau dapatkan Tentang keajaiban-keajaiban Yang telah Tuhan pertontonkan Untuk engkau ambil sebagai ibrah kehidupan. . * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 11 Februari 2022.

BERKAT SHOLAWAT

 BERKAT SHOLAWAT Mengawali hari penuh berkat Mari lantunkan dzikir shalawat Agar hati tak berkarat Agar termasuk hamba yang peroleh syafaat Pada hari mencekam, bernama qiamat. BerShalawat adalah amar Tuhan Dan amar nabi penutup zaman Sebagai mana dalam riwayat dikatakan  Dan dalam Firman suci Al-qur'an disebutkan Nabi Yang mulia bersabda Shalawat kepadaku adalah "pembuka dikabulkannya do'a". Sholawat kepadaNya adalah syarat sholat seorang hamba diterima. Dan ahli sholawat paling dekat denganNya di hari kiamat   Shollu 'ala Nabi wa alihi shalawat Allahumma shalli ala Muhammad Wa ali Muhammad