Langsung ke konten utama

Postingan

AJARKAN KAMI CINTA

 AJARKAN KAMI CINTA Tak mengapa Engkau bilang kami udik. Tak mengapa engkau bilang kami  miskin dan kurang terdidik. Namun ... Engkau perlu tahu Di dada kami ada gelora penuh cinta Cinta Indonesia berjaya Rakyat hidup dalam damai  Tanpa caci - maki dan cela-mencela Untuk tuan-tuan para pemangku kebijakan. Beri kami khotbah pencerahan Tentang ekonomi masa depan Tentang peradaban luhur dan berkeadilan  Yang perlu terus dikembangkan. Wahai tuan-tuan Kami ingin tuan menjadi teladan Dalam kata dan tindakan. Ketika di rumah saat  bersama keluarga. Ketika di pasar-pasar saat berniaga Maupun di tempat-tempat ibadah tempat seorang hamba dalam  berserah. Ajari kami tentang bagaimana Bahagia bersama keluarga Tentang etika terhadap sesama Tentang cara melawan ego Penghalang cita-cita. *Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 4 November 2018.

MELAWAN EGO KITA

 *MELAWAN EGO KITA* Perang tak pernah usai. Strategi terus ku kembangkan. Pedang di tangan tak pernah ku sarungkan. Untuk taklukkan "ego" kendaraan setan. Kepada para alim aku belajar asah senjata. Kepada para arif aku belajar memainkannya. Dengan "jurus-jurus cantik" dari Muhammad al-Mustafa. Nalar kita di kepala Dan nurani kita di dada Harus bergerak padu dalam satu irama. Hingga kebenaran tak tinggalkan rasa. Hingga rasa tak menipu kita. Dan "wisdom" pun menjelma.

KARENA DOSA KITA

 KARENA DOSA KITA Kemarau telah berjalan sekian lama. Namun titik finish blm terlihat di  mata. Sabar kami menyertainya di sepanjang jalan. Kami coba ketuk pintu langit dg do'a dan harapan. Ku beranikan diri memohon ampunan. Walau malu di dada aku rasakan. Sebab bergunung dosa telah aku lakukan. Aku merasa .,.... panjangnya kemarau kami Sebab bergunung dosa Yang mengotori jiwa. Wahai sebaik-baik pemberi ampunan. Tak ada tempat mengadu  Kecuali padamu. Tak ada yg sanggup bersihkan dosa  Kecuali Engkau Sang Maha. Wahai Tuhan pencipta semesta. Wahai Engkau pengabul setiap doa Wahai Engkau Pengampun setiap dosa Aku datang kepada Mu dg bergunung kesalahan. Karena lemahku hingga syahwat menjajahku.  Aku tahu Rahmat Mu lebih luas dari semua itu.  Maka ..... Aku bersimpuh di kakiMu. Wahai Tuhan Turunkan untuk kami hujan Pelepas dahaga yang kehausan Pencuci hadas dan najis yg menempel di badan. Blagung, 21 Oktober 2019

BABAK BARU DUNIA KITA

 BABAK BARU DUNIA KITA Hari ini awal babak kedua Untuk kami sebagai anggota bangsa. Dalam kepemimpinan baru. Kombinasi pengusaha dan ulama. Kami rakyat pinggiran Ucapkan selamat Dan sampaikan harapan Semoga Jokowi - Amin ciptakan kemajuan. Kami mendukung mu Untuk Indonésia maju Jangan lupakan kami Ratusan juta kaum pinggiran Berharap kemajuan NKRI Dengan tuntasnya masalah korupsi. Tuan-tuanku di Cendana Tuan-tuan di Gedung Nusantara Kami tunggu janjimu Kami tunggu kerjamu. Ma'ruf Abu Said Husein, Ahad, 20 Oktober 2019.

USWATUN HASANAH

 USWATUN HASANAH Dalam sendiri Aku buka jendela semesta. Pikiranku terbang melayang. Menuju 12 Rabiul awwal ratusan tahun silam. Untuk temukan atsar-atsar keteladanan. Dalam "Asyama-ilul Muhammadiyah". Aku temukan keteladanan dalam kata. Keteladanan dalam perbuatan. Keteladanan dalam cita dan cinta. Keteladanan dalam segala. Walau mata kepala tak melihat jasadnya. Namun mata jiwa saksikan jelas keagungannya. Ia lembut dalam bertutur kata. Ia penuh kasih terhadap sesama. Rinduku semakin menggunung. Saat menyusuri jejak-jejak  Sang pribadi agung. Sungguh pribadi penuh pesona hadir nyata. Saat shalawat kita baca. *Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 20 Oktober 2021 /12 Rabiul awwal 1443 H https://langitpuisi-indonesia.blogspot.com

MUNAJAT PAGI

 *MUNAJAT PAGI* Wahai Tuhan Kebesaran Mu tak pernah berkurang. Keagungan Mu tak mungkin hilang. Keagungan dan Kebesaran Mu selalu Nyata. Saat tengah malam berselimut sunyi. Atau adzan bersautan di waktu pagi. Rahman Mu adil untuk semua makhluk di alam semesta. Rahim Mu hanya untuk hamba beriman saja. Tuhanku  Sungguh aku malu pada Mu Ketika lalai mengikat waktu. Ketika Engkau tebarkan RahmatMu. Sedang aku sibuk dengan urusanku sebab ego menyanderaku. Maka, ampuni aku Wahai Tuhan sebaik-baik Pemberi ampunan. Wahai Tuhan Engkau Penguasa segala Aku awali pagi dengan melantunkan puja. Melafalkan kalimat munajah cinta.  Cinta untuk kedamaian. Cinta untuk kemanusiaan.  Kenyangkan mereka yang lapar. Sembuhkan mereka yang sakit. Gembirakan mereka yang berduka. Mudahkan mereka yang dalam kesulitan.  Wahai Engkau Sang Maha Wahai Engkau Pengistijabah setiap do'a. Terimalah munajat pagi dari hamba. Sebagai ibadah kepadaMu dan sedekah untuk sesama.  *Ma'ruf Abu Said Hus...

PULANGLAH SAYANG

 PULANGLAH SAYANG Wahai anak-anakku. Aku bangga atas semangatmu yg menggelora. Fungsikan statusmu sebagai mahasiswa. Sebagai agen perubahan Indonesia. Namun....... Aku sedikit kecewa. Ketika lengking suaramu  Kurang substantif  Nadanya sedikit merusak telinga. Hingga mudah ditumpangi pihak ke-tiga.  Untuk kepentingan nafsu mereka Pulanglah anakku sayang  Tajamkan logikamu  Asah rasa empatimu Dengan lebih akrab kepada buku. Dengan berlatih "menjadi" orang di luar dirimu. Pulanglah anakku sayang Jangan usir rasa malu dlm berkata hal "yang saru". Kita ini Nusantara  Tak baik sronok dalam berkata-kata Tak baik sronok dipamerkan Anakku sayang. Tak ingin aku engkau ditumbalkan  Untuk kepentingan para Drakula Yang tak ragu menghisap darah siapa saja  PULANGLAH anakku sayang. Persiapkan dirimu tuk ciptakan Indonesia gemilang.  Engkau boleh menjadi apa saja Tapi, tak perlu membuang gaya Nusantara. Simo, 28 September 2019.

ARBA'IN

 ARBA'IN  Telah tiba ..... Empat puluh hari syahid cucu al-Mustafa. Arba'in Al-Husein bersama tujuh puluh dua anggota keluarga. Yang terbunuh di Karbala. Membaca...., mendengar... kembali sejarah itu. Di dada terasa gemuruh pilu. Kebenaran dicampakkan Tergilas kereta kekuasaan Tersapu jahilnya kekuasaan Dan itu, atas nama kebenaran. Ini sejarah penghianatan atas nama kebenaran. Ini sejarah peri kebinatangan. Walau ratusan tahun telah berlalu. Mendung kesedihan masih bergelantung tebal di hati orang-orang beriman.  Sebagai ibrah perjuangan. Sebagai ibrah pengabdian. Sebagai ibrah tentang Istiqomah dalam iman. * Ma'ruf Abu Said Husein, Salatiga, 26 September 2021.

KEPAK SAYAP KEPRIHATINAN

 KEPAK SAYAP KEPRIHATINAN Di hadapanmu Aku tundukkan wajahku Engkau mengira itu hormatku. Padahal aku malu dan tak ingin melihat telanjangmu. Di hadapanmu Aku diam tak bicara Engkau mengira aku setuju. Padahal aku menghemat suaraku  Dan merasa mubadzir berkata-kata. Jika telingamu enggan mendengarnya. Wahai tuan yang mulia. Sebenarnya, Sungguh aku ingin bertanya. Apakah engkau tak pernah berkaca ?. Hingga berjalan ke sana ke mari tanpa busana.  Adakah malumu telah pergi. Hingga rasamu pun mati. Ini prihatinku Biar kucatat dalam ingatanku. Agar aku tak lupa untuk berdoa. Agar malumu kembali ke dada. Ini kata, bukan kata kebencian. Ini kepak sayap keprihatinan. Untuk jiwa-jiwa merdeka. Untuk lebih bijak dan bersahaja. * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 24 September 2021. https://langitpuisi-indonesia blogspot.com   .

SELAMAT JALAN PAK HABIBI

 SELAMAT JALAN PAK HABIBI Matahari tenggelam diufuk barat Bersamanya ruh sucimu terbang ke langit. Lambaian tangan bahagia terlihat nyata Berkendara bergudang amal kebaikan untuk bangsa Untuk kebaikan ummat manusia Duka bercampur bangga terasa di dada Saksikan Sang teknokrat kembali kepada Sang Maha Hangat di kelopak mata mulai terasa Butiran air menetes, entah mengapa. Bagiku engkau teladan bagi semua  kepala keluarga Dalam membangun keharmonisan cinta Dalam meniupkan ruh kebangsaan pada generasi penerus kita.    Bagiku engkau Teladan seluruh anak bangsa Untuk membangun negeri Untuk mencintai Indonesia dengan sepenuh hati. Dari tempat yang tak dekat Dari madrasah kecil di tempat agak terpencil. Kami ucapkan SELAMAT JALAN Pak Habibi. Semoga engkau selalu dalam Ridho Sang Maha Tinggi Ma`ruf Abu Said Husein, 12 Septemper 2019.

SAKSI KEHIDUPAN

 SAKSI KEHIDUPAN Di depan layar kehidupan Aku duduk terpaku dalam diam Entahlah... Jemariku terus memeriksa huruf merangkai kata Dalam keyboard layar maya Walau..... Aku sedikit ragu Adakah ini berguna ? Tiba-tiba yakinku pun bangkit Bahwa..... Pintalan kata-kata kebajikan  Akan menjadi nasihat diri Sekaligus sebagai saksi pada hari perhitungan Pada hari, tiada yang berguna kecuali kebajikan Ahirnya.... Teruslah berkata-kata Berkata-kata yang berguna Untuk diri dan sesama   *Ma`ruf abu Said Husein, 3 September 2021

OH YAMAN

 OH YAMAN Aku dengar samar Jerit ribuan Balita yg lapar Berlindung di camp pengungsian Dari serbuan serdadu utusan "sang raja". Jerit kelaparan memenuhi angkasa. Mengetuk nurani setiap hati. Untuk selamatkan empat ratus ribu bayi terancam mati. Ratusan ribu janda ditinggal mati suami. Desing peluru tak berhenti  bertalu Menjadi musik horor laksana hantu. Hadir tak mengenal waktu. Merobek gendang telinga. Tinggalkan tangis duka. Oh Yaman Aku dengar jeritmu Oh Yaman Aku dengar tangismu Oh Yaman Maafkan aku, hanya doa untukmu. Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 26 Agustus 2021. https://langitpuisi-indonesia blogspot.com

BULAN KEMERDEKAAN

 BULAN KEMERDEKAAN Merdeka... Merdeka.... Merdeka..... Kibarkan merah putih di halaman rumah kita. Pasang twibbonize merdeka di rumah Maya. Kenang perjuangan di bulan kemerdekaan.  Nyalakan semangat di dada. Kuatkan rasa kebangsaan kita. Untuk Indonesia tercinta. Tujuh puluh enam tahun kita bangun negara. Tujuh puluh enam tahun kita bangun nasionalisme Indonesia.   Menuju kemakmuran...... Menuju keadilan berkemanusiaan. Lumbung pangan kami ciptakan. Untuk kemakmuran bersama sebagai bangsa. Dari rakyat hingga pejabat. Dari ujung timur hingga ujung barat. Lumbung pangan kita cipta. Bukan untuk segelintir orang saja. Bukan untuk para tikus dan anjing penjaga. Bukan pula untuk para Drakula. Penghisap darah anak negeri di masa pandemi. Mari hormat bendera kita. Sebagai wujud cinta Indonesia. Mari tundukkan kepala dalam doa.  Untuk para pahlawan. Yang telah gugur di Medan juang. * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 1 Agustus 2021.

SELAMAT MILAD DAN PERBAHARUI TEKAD

 *SELAMAT MILAD DAN PERBAHARUI TEKAD* Satu abad lebih dua belas tahun usiamu. Engkau lebih tua dari Republik kita. Tak terhitung kontribusimu untuk bangsa. Dari Kauman Yogyakarta engkau bermula. Pelan tapi pasti Engkau tebarkan pencerahan ke seluruh penjuru negeri. Nama besarmu terbangun dari kesalehan. Untuk kemajuan dan kemanusiaan. Untuk Indonesia berjaya Untuk Islam sebagai rahmat semesta. Dalam usiamu yang semakin tua. Kiprahmu semakin terlihat jelas dan nyata. Untuk Indonesia Raya. Untuk Islam berjaya Untuk kemanusiaan di seluruh belahan dunia. Fajar pencerahan terus engkau pancarkan Tak lekang termakan usia. Tetap tegar Tak terkoyak terus memancar. Walau tangan-tangan oportunis tak berhenti mencakar.  Di hari lahirmu aku berkata Selamat milad Untuk terus memperbaharui tekad. Di seratus dua bela usia  Semoga Engkau terus berjaya. Untuk Indonesia raya. Untuk kemanusiaan di seluruh  semesta.  * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 22 Juli 2021

SELAMAT DATANG DI MADRASAH KITA

Tiga Tahun pelajaran telah berjalan. Proses Belajar kita hanya  dari rumah-rumah saja. Corona menghalangi kita Untuk bertemu muka Selamat datang anak-anak. Selamat datang ibu-bapa Dalam MATSAMA Madrasah kita. Salam sehat untukmu anak-anak Indonesia. Tetaplah semangat walau tak bertemu muka. Wahai anak-anak Indonesia. Tajamkan nalarmu dengan silogisma. Luaskan wawasanmu dengan ilmu  sosial kita. Kuatkan rohanimu dengan risalah agama. Wahai anak-anak Indonesia Aku katakan kepadamu Tentang awal Pendidikan terpadu  Model pendidikan yang digagas para pendahulu. Di Kementria Agama Kita. Sejak Indonesia merdeka. Itulah Madrasah tempat belajar kita. Di sini nalarmu akan diasah Di sini jiwamu akan ditempa. Di sini rohanimu akan dikembangkan. Menjadi insan utama. Insan yang maju dalam prestasi. Insan yang luhur dalam Budi pekerti. Insan yang berguna Bagi kejayaan Indonesia. *Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, Senin, 12 Juli 2021.

PAGEBLUK

 PAGEBLUK Aku menyebutnya Pagebluk Zaman bencana melanda Kematian merajalela dimana-mana Dari hari ke hari. Toa masjid tak pernah sepi. Siarkan berita kematian. Bunyi sirine ambulan di jalan Menambah suasana mencekam. Kata Inna lillahi wa Inna ilaihi raji'un. Paling banyak terlihat di group WA kita Teman-teman Pengajian kita Teman-teman berolahraga kita. Teman-teman sekolah kita Teman-teman bekerja kita  Tiba-tiba menghadap Sang Maha. Pasukan Corona terus berkeliaran mencari mangsa. Menuntut manusia Untuk lebih waspada Untuk lebih banyak berdo'a. * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 11 Juli 2021. https://langitpuisi-indonesia.blogspot.com

KITABAN MUAJJALA

*KITABAN MUAJJALA* Kabar kematian datang bertubi. Di lingkup tetangga kita di desa. Di lingkup kawan dan handai Tolan dalam kota kita Dan dalam lingkup Nusantara tercinta Terpampang jelas dan nyata di medsos kita. Begitulah ketika 'kitaban muajjala' telah tiba. Kitaban muajjala Adalah takdir yang ditetapkan. Setiap anak manusia hanya mampu menunggu jatah giliran. Kitaban muajjala adala waktu yang telah ditetapkan. Ia datang tak memandang usia. Maka ...... Setiap manusia harus mempersiapkan kehadirannya.  Kitaban muajjala  Tidak tabu untuk anak2 usia Balita Tetap pantas untuk remaja yg sedang mekar laksana bunga. Dan sebuah kewajaran bagi setiap kepala anak Adam  yang di kepalanya penuh uban penuh uban. Kitaban muajjala Tak bisa dimajukan Kitaban muajjala Tak bisa dimundurkan. Kitaban muajjala adalah takdir yang telah di tetapkan. Kitaban muajjala' adalah nasihat tertinggi kehidupan. * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, Jum'at, 9 Juli 2021.

RELIGION AND VIOLENCE* (K.H. Ahmad Dahlan's perspective)

 *RELIGION AND VIOLENCE* (K.H. Ahmad Dahlan's perspective) This article was inspired by the dialogue snippet from the film "The Enlightenment" which was adapted from the historical novel by Akmal Nasery Basral.   Let's consider the following dialogue excerpt: "What is actually called religion, Kiai?"  Ask a student to KH Ahmad Dahlan. KH Ahmad Dahlan actually took the violin and played the song "Asmarandana" to lull the students. Then he asked, "How did you feel after hearing the music earlier?" "I feel the beauty, Kiai," replied Daniel. "It's like a dream," said Sangidu. "All problems seem to suddenly disappear, peaceful," added Jazuli. "So peaceful," said Hisman. "Well, that's religion," replied KH Ahmad Dahlan. "Religious people are people who feel beauty, a sense of serenity, peace because the essence of religion itself is like music. It protects and envelops it." Aft...

TERIMAKASIH DARI SANG BUKAN PRESIDEN

 *TERIMAKASIH DARI SANG BUKAN PRESIDEN* Salam sejahtera untuk rakyat Indonesia. Melalui mimbar maya aku berkata. Tentang yang hidup dalam jiwa. Tentang terimakasih tiada Tara. Engkau yang Petani. Engkau yang nelayan. Engkau yang Tentara atau Polisi. Dan engkau yang ada di segala profesi. Aku sampaikan terimakasih tiada tara. Telah menjadi guru bagi tunas-tunas Indonesia. Dimasa pandemi Corona. Dari gubuk-gubuk pinggir sawah Dari rumah setengah megah. Maupun dari apartemen, vila atau rumah mewah. Engkau ajarkan Matematika. Engkau ajarkan teknologi, Engkau ajarkan etika, bahasa  maupun maupun agama. Engkau telah menjadi guru untuk tunas-tunas negeri walau tanpa honor atau gaji. Maka aku katakan Dari lubuk hati paling dalam. Terimakasih ...telah menjadi guru.  Untuk putera - Puteri dari bapak dan ibu. Terimakasih telah membangun Indonesia. Semoga Indonesia semakin berjaya. Salam dari saya Yang bukan Presiden Indonesia. * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 22 Juni 2021. https://la...

KASIH TAK BERBATAS

 *KASIH TAK BERBATAS* Aku dengar rintihnya Aku rasa sakitnya Rasa pahit di mulutmu Sesakkan rongga dadaku. Mungkin itulah makna Kasih orang tua tak ada batasnya. Ini soal rasa.... "Sense of experience" kata para sarjana Rasa ini adalah anugerah Agar manusia tak lupa sejarah Sebelum Manusia menjadi dewasa. Ia adalah bayi yang lemah dalam gendongan ibunya. Anak yang tak berdaya tanpa bimbingan bapaknya. Maka itu..... Ingatlah jasa ibumu Ingatlah jasa bapakmu Yang jasanya tak ternilai oleh harta Yang kasih mereka tak ada batasnya. Bhaktimu untuk mereka adalah tanda. Imanmu telah sempurna. *Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 2 Juni 2021.  https://langitpuisi-indonesia.blogspot.com