Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

HIPERMETROPIA BATIN

 HIPERMETROPIA BATIN. Pada waktu kita berada di bangku SMP, kita mendapatkan pelajaran Biologi dg materi rabun dekat atau hipermetropia. Jenis penyakit mata, dimana mata mengalami ketidakmampuan melihat dlm jarak dekat tetapi memiliki ketajaman dlm melihat hal2 yg jauh. Tampaknya hipermetropia tidak hanya bisa diderita mata fisik, tetapi juga "mata batin". Saat ini banyak orang yg "mata batinnya" lebih tajam melihat hal yg jauh (pada diri orang lain) tetapi tumpul melihat ke dalam diri sendiri.  Indikasi adanya penyakit Hipermetropia  batin  dalam diri seseorang, yaitu bahwa penderita hyper self confident; merasa lebih hebat, lebih baik, lebih segala-galanya dari orang lain dan tidak mampu melihat kekurangan atau keburukan diri sendiri. Selain itu penderita cenderung mempunyai ketajaman dlm memandang keburukan orang lain.  Penyakit ini dlm istilah agama seting disebut dg istilah "ahmaq". Sebuah penyakit batin yg sangat sulit disembuhkan. Bahkan nabi Isa yg...

ADA KESAMAAN MAKNA

*ADA KESAMAAN MAKNA* Seperti biasa, waktu senggang aku selalu duduk di depan meja belajarku yg sudah tua. Bercengkrama dg buku-buku atau kitab-kitab agama yg rata-rata aku membelinya pada puluhan tahun yang lalu. Walaupun ada beberapa buku yg aku beli di lima tahun terakhir. Tetapi ada juga buku atau kitab agama yg merupakan hadiah dari para sahabat.  Pagi ini, mataku tertarik untuk membuka kitab agama PERJANJIAN BARU. Kitab ini merupakan hadiah dari teman yg dahulu pernah beragama Kristen. Alexander Sudarmanto namanya. Sejak beliau diwisuda sebagai sarjana ilmu politik UGM Yogyakarta kira-kira pada tahun 1999, aku kehilangan kontak hingga saat ini. Semoga beliau selalu berada dalam hidayah dan perlindungan Allah SWT. Illahii amien. Kitab Perjanjian Baru mulai aku buka halaman demi halaman. Mataku terhenti pada LUKAS 6 halaman 176, pada Bab. Hal menghakimi. Pada ayat 37 berbunyi: "Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu...

IBU

 *IBU* Setiap hari adalah harimu. Setiap bumi adalah bumimu. Engkau nafas setiap anak manusia. Ridhamu adalah Ridha Sang Maha. Dan Murkamu adalah Murka Sang Pemilik Semesta. Engkau sabar menggendong kami. Dalam lemah yang bertambah. Engkau bertaruh nyawa. Untuk hadirnya kami di dunia. Engkau tak pernah marah. Engkau tak pernah lelah. Merawat saat kami lemah. Engkau ajari kami bicara. Hingga fasih berkata-kata. Engkau ajari kami berjalan. Untuk lewati jalan terjal kehidupan. Ibu...... Jasamu tiada tara. Tak dapat dinilai dengan harta. Ribuan langkah engkau ayunkan. Untuk lewati setiap rintangan. Semua demi kami, anakmu. Ibu..... Sungguh kami tak rela. Engkau meneteskan air mata  derita. Ibu...... Doaku untukmu di setiap waktu. Dalam setiap sujud penghambaanku. * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 22 Desember 2022.

BERHALA BARU

 BERHALA BARU Wahai Ibrahim kekasih Sang Maha. Engkau hancurkan berhala-berhala. Wahai Muhammad Al-Mustafa. Engkau ajarkan kepada ummat, bahwa tidak ada tuhan selain Dia. Wahai  para kekasih Tuhan Engkau berjuang kuburkan kebodohan Engkau musnahkan kebiadaban zaman. Bersama hancurnya latta, manna dan uzza yg telah dipertuhankan. Wahai engkau para kekasih Tuhan Tauhid yg engkau ajarkan Kini telah diporak-porandakan. Dengan dibangunnya berhala baru bernama pangkat dan jabatan. Juga harta benda yg dipertuhankan Mereka tak lagi mendirikan altar pemujaan di rumah2 mereka Tetapi... Mereka membangun berhala di istana jiwa Berhala yg terus dibawa kemana-mana Berhala yg tak berhenti dipuja-puja Wahai para kekasih Tuhan Izinkan aku pinjam kapak saktimu Untuk hancurkan berhala baru. *Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 21 Desember 2022.

PEMBAWA KAYU BAKAR

*PEMBAWA KAYU BAKAR* Aku berlindung kepada Dia.  Tuhan Penguasa Jagad Maya.  Tuhan Pemilik Semesta. Dari kejahatan mereka. Pembawa kayu bakar yang berkeliaran di jagad maya. Mereka menyulap isu menjadi "fakta". Menganti fakta dengan rekayasa. Mereka melempar kayu setiap waktu. Bersama bara tuk membakar  hati manusia. Hingga menyala benci di dada. Dan ukhwah menjelma  menjadi sampah. Inilah zaman kita. Zaman ketika agama sekedar bahan bercerita. Zaman ketika kesalehan hanya sekedar penampilan. Zaman ketika manusia berlomba  mengumbar kepuasan.  Hanya sedikit manusia terselamatkan. Mereka itu sebagian kecil insan  pilihan Tuhan. Hidup dalam sederhana dan bijaksana. Penuh empati di dada. Berittiba' kepada Muhammad al-Mustafa. *Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 14 Desember 2021.

TENTANG MANUSIA

 *TENTANG MANUSIA* Wahai manusia Kenali dirimu Maka engkau kenal Tuhanmu. Engkau akan tahu tentang dari mana ? Dan hendak menuju kemana ? Jika Malaikat tak pernah turun pangkat. Setan tak pernah naik derajat. Tapi manusia. Tak selamanya menjadi manusia. Ia mampu menjadi lebih mulia. Dari malaikat yang tak pernah berbuat dosa. Ia pun terbuka peluang turun derajat. Menjadi manusia yang bukan manusia  Menjadi makhluk yang paling terhina. Bahkan Lebih hina dari binatang melata. Jika hawa nafsu menguasainya. Maka, binatanglah derajatnya. Atau bahkan lebih darinya. Namun jika nurani menjadi raja. Maka Tuhan dan malaikat pun memuliakannya. * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 10 Desember 2021.

MARI RENUNGKAN BERSAMA

 *MARI RENUNGKAN BERSAMA* Dengan membuang ludah ke langit ia sucikan dirinya Dalam topeng kepalsuan takwa Dalam muslihat kepada ummat  Saat topeng terbuka oleh fakta. Ludahpun mengguyur muka. Mengalir mengotori lembaga Mengotori institusi yang seringkali merasa paling suci. Lima tahun bangkai itu terkubur rapi. Tertutup kepalsuan takwa Tertutup Kalam Tuhan yang dipermainkan Tertutup  "Jubah suci penjaga syariat Illahi'. Entah mengapa hari ini Tuhan membuka. Meniup jatuh topeng takwa. Adakah i'tibar dibaliknya. Entahlah, mari renungkan bersama. * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 10 Desember 2921.

RUKMINI

  RUKMINI Rukmini itu sebuah nama. Rukmini perempuan desa Kisahnya memaksa keluar air mata. Kisah haru seorang anak manusia. Kisah membunuh ego persembahkan cinta Letusan Semeru mengguncang telinga. Menebar ketakutan dan kecemasan.  Ribuan kepala  berlari menyelamatkan diri. Karena Bhakti dan cinta Untuk pemilik rahim yang melahirkannya. Rukmini rela meregang nyawa. Bersama ibu tercinta. Dalam amuk lahar panas menerpa. Rukmini perempuam desa Kisahmu menepuk dada. Teladankan kepada setiap anak manusia. Tentang cinta dan kasih sayang. Tentang Bhakti tertinggi di jalan kemanusiaan.  Selamat jalan perempuan desa. Semoga tempatmu mulia disisi Sang Maha. * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 7 Desember 2021.