Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2021

PALESTINA

 PALESTINA Palestina Ku dengar tangismu Ku dengar jeritmu Diantara gemuruh desing peluru Lengking tangis bayi Yang mendadak diam tertembak mati Begitu burung camar sampaikan kabar. Tentang Palestina yang terbakar Tentang kemanusiaan yang terdongkel. Oleh kebiadaban Zionis Israel. Debu mesiu dan ganas peluru Merobek dada tubuh renta Pecahkan kepala bayi dalam pelukan ibunya.  Berpuluh buldozer tumbangkan rumah warga. Ini bukan fiksi Ini gambar nyata Tentang Palestina Tentang negeri yang terinjak kebiadaban. Oleh sebuah bangsa yang mengaku sebagai pilihan Tuhan. Wahai saudara Palestina memanggil kita Untuk menjadi manusia Datanglah padanya dengan do'a Datanglah padanya dengan dukungan kata-kata. Datanglah padanya dengan apa yang engkau rela. * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 19 Mei 2021. https://langitpuisi-indonesia.blogspot.com

DUKA YAMAN

 DUKA YAMAN Asap duka mengepul ke Angkasa. Tinggalkan Isak tangis dan berjuta butiran air mata. Untuk empat puluh anak-anak yang pergi menghadap Illahi. Tertembak mati oleh tentara koalisi Saudi. Menyusul saudaranya yang lebih dulu tertembak mati. Sepuluh tahun perang berlalu Ciptakan derita Korban tak hanya tentara Rakyat jelata Anak-anak dan wanita Jadi sasaran mesiu kebiadaban. Dari bumi Indonesia ku dengar tangismu. Dari bumi Nusantara ku dengar jerit pilumu. Kidung duka terdengar semakin nyata. Diantara lengking jerit yang meradang. Bersama dentuman senapan kebiadaban. Dari mereka yang mengaku saudara. Sebagai sesama bangsa. Maupun sesama penganut agama. Dalam duka yang memenuhi isi dada. Aku hanya sanggup lantunkan do'a. Semoga kabaikan senantiasa dianugerahkan. Untuk yang pergi maupun yang ditinggalkan. Semoga damai Yaman segera  didatangkan oleh Tuhan. * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 18 Mei 2021.

KERINDUAN

 *KERINDUAN* Seperti biasa Setiap pagi Ia duduk di Teras muka Dalam tatapan kosong Menahan kerinduan di dada Hanya kebul asap menjadi teman setia Hampir sebulan hanya mampir sebentar saja Ketika lantunan adzan Maghrib berkumandang Tak genap lima menit pergi menghilang Sesekali ia bertanya Tentang kabar di nan jauh sana Empati di dada datang tiba-tiba Mengenang rindu menggebu Dalam jiwa yang resah Ketika darah lama terpisah Ku lihat binar bahagia hadir di wajahnya Mendengar dering telephon di saku celana Seolah yakin ada kabar bahagia Akan datang suara-suara hadir menyapa. Sungguh terlihat nyata Tentang kerinduan yang tersimpan Di balik peci hitam Tentang kerinduan yang menggelora Divalik tubuh renta Yang selalu duduk di Teras muka. *Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 8 Mei 2021

INSPIRASI TANPA HENTI

 *INSPIRASI TANPA HENTI* Terimakasih ku ucapkan  Jembatan kemajuan telah engkau ciptakan. Bukan dengan singgasana Bukan dengan emas permata Tetapi...... Dengan pendidikan untuk anak - anak bangsa. Ki Hajar Dewantara Namamu terukir indah di langit Nusantara. Ikhlasmu laksana Mentari. Pancarkan cahaya inspirasi tanpa henti. Aku percaya.. Engkau tersenyum bangga di alam sana Saksikan guru-guru Nusantara Guru yang ikhlas mengabdi Walau tanpa gaji Maupun tunjangan sertifikasi. Terdapat berjuta Pecinta Seperti Pak Untung  Sang guru dari Madura Beramal ikhlas untuk bangsa Berjuang membangun Nusantara. Bermodal inspirasi dari mu Ki Hajar Dewantara. Darah juang telah engkau wariskan. Dalam jiwa-jiwa anak bangsa Dalam gedung-gedung mewah di tengah-tengah kota. Maupun gubug reot pendidikan di pinggiran-pingiran desa. Aku terpaksa .... Katakan ini kepadamu Ki Hajar Dewantara. Darah juang yang engkau wariskan Telah mulai di telan zaman. Kapitalisme Perlahan menerkam banyak korban. Hed...