IBRAH SEPOTONG DUKA
Di sudut sepi ia terdiam,
mendekap lara bagai sahabat lama,
Dekapan tanpa air mata,
tanpa keluh kesah,
hanya senyum tipis, dan bahagia yang pura-pura.
Dengan senyuman
ia menutup luka yang menganga,
dalam gemuruh dunia yang tak peduli,
Ia berdamai dengan perih, dan sepi.
Baginya duka bukan musuh,
ia adalah guru dalam diam,
mengajarkan betapa kuatnya jiwa,
saat senyum dan tawa selalu setia,
Walau hati remuk yang tersisa.
Ia percaya
Kadang luka tak perlu disembuhkan paksa,
Sebab ada ibrah tersembunyi dibalik luka,
di balik kepalsuan tawa,
ada jiwa yang pelan-pelan menjadi lebih dewasa.
@ Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 19 Juli 2025
Komentar
Posting Komentar
http://docs.google.com/form/d/e/1FlpQLSccIIPZXwEvXGNfeQuue-SSiD5c0_eMs2LkpRjZpz22WpEG2w/viewform