DIA YANG TERBUANG
Di pelataran sejarah yang berdebu,
ada nama yang dahulu bersinar,
kini retak, ditikam waktu,
dibuang dari ingatan yang ingkar.
Langkahnya pernah mengguncang malam,
menggenggam nyawa demi terang,
namun kini ia jadi bayang,
disebut hanya untuk disangkal orang.
Jasanya dikuburkan dalam sunyi,
di bawah nisan tanpa doa,
yang datang justru pengkhianat janji,
mengoyak warisan dengan kata nista.
Di langit yang muram,
nyanyian fitnah terus bergema,
seolah kebenaran harus karam
dalam lautan lidah berdosa.
Bertopeng kesalehan yang dipalsukan
Tangan yang pernah menggenggam bara,
kini dipenjara dalam prasangka,
tak ada tapak yang tersisa,
hanya luka di dada dalam sejarah bangsa.
Wahai waktu, yang adil menanti,
bukalah lembar yang dikunci,
agar yang terbuang, tetap berdiri,
Diantara puing-puing reruntuhan
dan fitnah luluh dalam sunyi.
@ Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 8 Juli 2025
Komentar
Posting Komentar
http://docs.google.com/form/d/e/1FlpQLSccIIPZXwEvXGNfeQuue-SSiD5c0_eMs2LkpRjZpz22WpEG2w/viewform