Langsung ke konten utama

MEMBONGKAR DUSTA

 MEMBONGKAR DUSTA


Di balik layar kaca dan suara gaduh berita,

terhampar narasi penuh cela dan prasangka,

tentang negeri para penyair dan filsuf tua,

Negeri para Mullah,   Pelayan Sang Pencipta.

Dan Iran — dijadikan musuh oleh lidah-lidah pendusta.


Mereka berkata: "Lihatlah, mereka  ancaman dunia!".

"Lihatlah, mereka musuh sejati kita".

Padahal mereka sendiri yang menyalakan bara.

Dengan tinta fitnah, sejarah pun digores penuh kebencian 

seolah yang ada, hanya dendam dan perang.


Tapi siapa yang lupa tentang Khayyam dan Hafiz,

tentang puisi yang lembut seperti embun pagi ?

Siapa yang menutup mata pada suara azan, dan 

dan ibu-ibu yang menanak doa dalam diam?

Siapa Pembela Palestina, 

yang tangisnya tak terdengar bermilyar pasang telinga.

Yang dukanya tak terlihat bermilyar pasang mata.


Tahukah kita ? bahwa, 

Iran bukan sebatas rudal atau embargo,

Namun, ia juga bunga yang tumbuh di tengah deru.

Mereka adalah Penggenggam risalah Al-Mustafa

Yang setia menjaga risalah sucii,

Yang tak takut mati membela Al-aqsa sebagai perintah suci.

meski dihantui bayang-bayang drone-drone zionis di langit senja.

Dalam senyap malam tiba.


Narasi kebencian untuk mereka, adalah topeng tua,

dipakai penjajah agar dunia lupa.

Bahwa setiap muslim adalah saudara,

dan tak boleh tunduk di bawah ketiak Tuan raja.


Pagi ini, mari bersama kita membongkar dusta,

kita cabut duri dari kata-kata yang terekam media.

Sehingga Bangsa Iran akan terlihat sebagai saudara.

Saudara dalam iman 

Saudara dalam kemanusiaan.

Dan saudara sebagai sesama makhluk Tuhan.


Inilah kebenaran, 

Dan jika kebenaran adalah pelita,

biarlah ia menyala, menembus kabut propaganda.

Karena kebencian tak akan pernah abadi,

tapi kejujuran... akan selalu berdiri. 


@Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 20 Juni 2025.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SELAMAT MILAD KE-112

 SELAMAT MILAD KE -112 Waktu  terus melaju Tak terasa telah Satu abad lebih dua belas tahun usiamu. Engkau lebih tua dari Republik kita. Dan tak terhitung kontribusimu untuk bangsa. Dari Kauman Yogyakarta engkau bermula. Berjalan Pelan tapi pasti Engkau tebarkan pencerahan ke seluruh penjuru negeri. Nama besarmu terbangun dari kesalehan. Untuk kemajuan dan kemanusiaan. Untuk Indonesia kita berjaya Untuk Islam sebagai rahmat semesta. Dalam usiamu yang semakin tua. Kiprahmu semakin terlihat jelas dan nyata. Untuk Indonesia Raya. Untuk Islam berjaya Untuk kemanusiaan di seluruh belahan dunia. Fajar pencerahan terus engkau pancarkan Tak rapuh termakan usia. Tetap tegar dan  Tak terkoyak, serta terus memancar. Walau tangan-tangan oportunis tak berhenti mencakar.  Walau para hipokrit terus menerus merusak nalar Di hari lahirmu aku berkata Selamat milad kereta kita Untuk terus memperbaharui tekad bersama. Di seratus dua belas tahun usia  Semoga Engkau terus berjaya. Un...

TUANKU LIHATLAH SUPRIYANI-SUPRIYANI KITA

TUANKU, LIHATLAH SUPRIYANI-          SUPRIYANI KITA Wahai tuan-tuan calon penguasa Tahukah engkau tentang Pahlawan baru kita Supriyani namanya Ikon guru terzalimi di tanah Republik kita  Supriyani...... Guru SD bukan pegawai negeri Telah lebih dari lima belas tahun mengabdi Ia langkahkan kaki setiap pagi Untuk sirami tunas-tunas negeri Semua untuk majukan SDM bangsa kami  Walau satu bulan gajimu Tak cukup untuk makan tujuh hari Namun engkau tetap tabah menjalani Sebagai bentuk cintamu untuk anak-anak negeri. Mendadak hati kami tergores luka Saat mendengar kabar tentangmu di rundung duka Engkau yang gigih menanamkan benih etika dalam hati anak-anak bangsa Justeru dijerat denda lima puluh juta Atas dakwa, dan prasangka tanpa fakta Aku melihat berjuta Supriyani  Terseok-seok di berbagai pelosok negeri Tertindas oleh sistem, dan tergilas oleh roda ekonomi Dalam hati aku bertanya-tanya  Adakah penghargaan baginya, yang telah berjasa ? Begitu aku b...

SELAMAT DATANG CAHAYA

 SELAMAT DATANG CAHAYA Selamat datang, wahai jiwa-jiwa Pencari, Telah tiba langkah kakimu di Madrasah yang membuka asa. Tahun ajaran baru terbentang bagai lautan hikmah, setiap langkahmu adalah jejak menuju cahaya. Tinggalkan lelah masa lalu di balik gerbang, buka lembaran suci dengan niat yang terang. Ilmu baru menantimu dalam baris ayat dan kata,  akhlak mulia menuntunmu di setiap langkah nyata. Jangan engkau gentar menghadapi tantangan baru, karena peluhmu hari ini adalah mahkota esok hari Jangan malu belajar dari salah dan lupa, karena setiap kesalahan adalah guru utama. Madrasah bukan sekadar bangunan berdinding, ia adalah taman ilmu, ladang akhlak yang subur, di sanalah kau menabur mimpi-mimpi luhur, dan memanen iman yang mengakar subur. Bangkitlah, pelajar Madrasah… Hadapi tahun Ajaran baru dengan semangat membara, gapailah ilmu,  Dan perindah dirimu dengan adab mulia, dan  karena engkau adalah penerus cahaya umat dan bangsa.  @ Ma'ruf Abu Said Husein, Si...