LIANG LAHAT PERSATUAN UMMAT
Di atas lembar sejarah yang ternoda,
tinta pertikaian ditulis dengan bara.
Sunni dan Syiah
Dua saudara satu kitab,
Dua saudara dalam satu Syahadat,
Masih tersandera, dan
terjerat silang narasi yang sulit diobati,
Kecuali dalam jiwa-jiwa Pecinta
Dalam jiwa-jiwa, yang nurani masih tersisa.
Sungguh, bukan karena akidah sejati bertentang,
tapi karena lidah-lidah yang berbisa, penabur fitnah dan propaganda
Yang tak berhenti menggali "liang lahat persatuan ummat".
Wahai umat Muhammad, tidakkah kalian menyadari ?
Setiap luka yang kalian gores di dada saudara,
Adalah kehendak Zionis,
Yang tersenyum di balik layar kelam perpecahan,
Yang tertawa saat kalian mencaci saudara.
Dan tak terasa,
kiblatmu tak lagi Ka’bah, tapi dendam, sebagai buah dari berjuta hasutan.
Liang lahat ini—bukan lubang mati,
melainkan pusara mimpi dan janji-janji suci.
Persatuan dikubur tanpa kafan doa,
karena kita sibuk menyusun kata saling cela.
Mereka tak berhenti meniupkan propaganda perpecahan,
Dengan hasutan agar kita centang-perenang,
Saling cela dan saling serang
Cukup satu video, satu khutbah beracun,
maka bom-bom fitnah pun saling dipangku.
Wahai saudaraku, bangkitlah dari gelap,
lihat siapa sebenarnya yang menyulut pernusuhan diantara kita.
Sunni bukan musuh Syiah,
Syiah bukan ancaman sunni,
musuh sesungguhnya kita adalah penjajah yang menari di atas reruntuhan perpecahan.
Mari kita padamkan nyala dusta yang menganga,
dan jaga bara iman dari tiupan serigala.
Agar liang lahat itu tertutup kembali,
dan persatuan kita bangkit berdiri.
@. Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 30 Juni 2025.
Komentar
Posting Komentar
http://docs.google.com/form/d/e/1FlpQLSccIIPZXwEvXGNfeQuue-SSiD5c0_eMs2LkpRjZpz22WpEG2w/viewform