Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2020

REPUBLIK TERCINTA

 REPUBLIK TERCINTA Wahai saudara...... Aku katakan kepadamu tentang sesuatu Tentang kemungkinan Yang telah menjelma menjadi kenyataan Jika "ruh khawarisme" menyekap dada. Jika "ruh khawarisme" mengikat isi kepala. Maka...... Kekejaman atas nama agama akan menjelma. Nalar tak lagi berfungsi. Nurani perlahan sekarat, dan mati. Dan Vandalisme pun akan lebih  menggila. Kekerasan atas nama kesucian agama akan semakin nyata. Takbir memuja Tuhan Hanya berhenti di tenggorokan. Hingga kekuasaan Tuhan tak akan mampu mereka rasakan. Dan tindak kekerasan Disebut pengabdian kepada Tuhan. Di Republik kita tercinta Geliat khawarisme, terlihat semakin nyata. Menentang kekuasaan berideologi Pancasila. Meneror kedamaian di dada Meneror kedamaian di sosial kita Wahai saudaraku semua Waspadai diri anda Waspadai putra-putri anda Pastikan kita merdeka Pastikan mereka merdeka Dari khawarisme baru menyekap dada Dari khawarisme baru, racun isi kepala. Wahai saudara..... Ini nasihat keprihat...

SEDIH DAN KECEWA

 SEDIH DAN KECEWA Sedih itu hadir hari ini Kecewa itu datang turut serta Ketika...., ketika...., ketika mata Saksikan jiwamu disekap amarah yang menggila Hingga nalarmu pun tak berdaya. Dan cacimu pun lahir karenanya Jubah itu tak lagi bercahaya Sorban itu tak lagi tampak mulia Ketika olok-olok telah naik tahta Ketika menghina menjadi bangga. Entah mengapa ? Entah bagaimana ? Dan entah kemana ? Nurani bermigrasi Hingga kata "lonthe" pun berameliorasi.  Dari celoteh kaum berandalan Bermigrasi ke mimbar keagamaan. Aku boleh tak suka..... Engkau boleh tak suka...... Tapi...... Jangan katakan "Lonthe" kepada wanita untuk menghina Apalagi di ruang terbuka. Sebab itu hanya akan turunkan wibawa. * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 15 November 2020.