Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

PULANGLAH SAYANG

 PULANGLAH SAYANG Wahai anak-anakku. Aku bangga atas semangatmu yg menggelora. Fungsikan statusmu sebagai mahasiswa. Sebagai agen perubahan Indonesia. Namun....... Aku sedikit kecewa. Ketika lengking suaramu  Kurang substantif  Nadanya sedikit merusak telinga. Hingga mudah ditumpangi pihak ke-tiga.  Untuk kepentingan nafsu mereka Pulanglah anakku sayang  Tajamkan logikamu  Asah rasa empatimu Dengan lebih akrab kepada buku. Dengan berlatih "menjadi" orang di luar dirimu. Pulanglah anakku sayang Jangan usir rasa malu dlm berkata hal "yang saru". Kita ini Nusantara  Tak baik sronok dalam berkata-kata Tak baik sronok dipamerkan Anakku sayang. Tak ingin aku engkau ditumbalkan  Untuk kepentingan para Drakula Yang tak ragu menghisap darah siapa saja  PULANGLAH anakku sayang. Persiapkan dirimu tuk ciptakan Indonesia gemilang.  Engkau boleh menjadi apa saja Tapi, tak perlu membuang gaya Nusantara. Simo, 28 September 2019.

ARBA'IN

 ARBA'IN  Telah tiba ..... Empat puluh hari syahid cucu al-Mustafa. Arba'in Al-Husein bersama tujuh puluh dua anggota keluarga. Yang terbunuh di Karbala. Membaca...., mendengar... kembali sejarah itu. Di dada terasa gemuruh pilu. Kebenaran dicampakkan Tergilas kereta kekuasaan Tersapu jahilnya kekuasaan Dan itu, atas nama kebenaran. Ini sejarah penghianatan atas nama kebenaran. Ini sejarah peri kebinatangan. Walau ratusan tahun telah berlalu. Mendung kesedihan masih bergelantung tebal di hati orang-orang beriman.  Sebagai ibrah perjuangan. Sebagai ibrah pengabdian. Sebagai ibrah tentang Istiqomah dalam iman. * Ma'ruf Abu Said Husein, Salatiga, 26 September 2021.

KEPAK SAYAP KEPRIHATINAN

 KEPAK SAYAP KEPRIHATINAN Di hadapanmu Aku tundukkan wajahku Engkau mengira itu hormatku. Padahal aku malu dan tak ingin melihat telanjangmu. Di hadapanmu Aku diam tak bicara Engkau mengira aku setuju. Padahal aku menghemat suaraku  Dan merasa mubadzir berkata-kata. Jika telingamu enggan mendengarnya. Wahai tuan yang mulia. Sebenarnya, Sungguh aku ingin bertanya. Apakah engkau tak pernah berkaca ?. Hingga berjalan ke sana ke mari tanpa busana.  Adakah malumu telah pergi. Hingga rasamu pun mati. Ini prihatinku Biar kucatat dalam ingatanku. Agar aku tak lupa untuk berdoa. Agar malumu kembali ke dada. Ini kata, bukan kata kebencian. Ini kepak sayap keprihatinan. Untuk jiwa-jiwa merdeka. Untuk lebih bijak dan bersahaja. * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 24 September 2021. https://langitpuisi-indonesia blogspot.com   .

SELAMAT JALAN PAK HABIBI

 SELAMAT JALAN PAK HABIBI Matahari tenggelam diufuk barat Bersamanya ruh sucimu terbang ke langit. Lambaian tangan bahagia terlihat nyata Berkendara bergudang amal kebaikan untuk bangsa Untuk kebaikan ummat manusia Duka bercampur bangga terasa di dada Saksikan Sang teknokrat kembali kepada Sang Maha Hangat di kelopak mata mulai terasa Butiran air menetes, entah mengapa. Bagiku engkau teladan bagi semua  kepala keluarga Dalam membangun keharmonisan cinta Dalam meniupkan ruh kebangsaan pada generasi penerus kita.    Bagiku engkau Teladan seluruh anak bangsa Untuk membangun negeri Untuk mencintai Indonesia dengan sepenuh hati. Dari tempat yang tak dekat Dari madrasah kecil di tempat agak terpencil. Kami ucapkan SELAMAT JALAN Pak Habibi. Semoga engkau selalu dalam Ridho Sang Maha Tinggi Ma`ruf Abu Said Husein, 12 Septemper 2019.

SAKSI KEHIDUPAN

 SAKSI KEHIDUPAN Di depan layar kehidupan Aku duduk terpaku dalam diam Entahlah... Jemariku terus memeriksa huruf merangkai kata Dalam keyboard layar maya Walau..... Aku sedikit ragu Adakah ini berguna ? Tiba-tiba yakinku pun bangkit Bahwa..... Pintalan kata-kata kebajikan  Akan menjadi nasihat diri Sekaligus sebagai saksi pada hari perhitungan Pada hari, tiada yang berguna kecuali kebajikan Ahirnya.... Teruslah berkata-kata Berkata-kata yang berguna Untuk diri dan sesama   *Ma`ruf abu Said Husein, 3 September 2021