Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2021

RELIGION AND VIOLENCE* (K.H. Ahmad Dahlan's perspective)

 *RELIGION AND VIOLENCE* (K.H. Ahmad Dahlan's perspective) This article was inspired by the dialogue snippet from the film "The Enlightenment" which was adapted from the historical novel by Akmal Nasery Basral.   Let's consider the following dialogue excerpt: "What is actually called religion, Kiai?"  Ask a student to KH Ahmad Dahlan. KH Ahmad Dahlan actually took the violin and played the song "Asmarandana" to lull the students. Then he asked, "How did you feel after hearing the music earlier?" "I feel the beauty, Kiai," replied Daniel. "It's like a dream," said Sangidu. "All problems seem to suddenly disappear, peaceful," added Jazuli. "So peaceful," said Hisman. "Well, that's religion," replied KH Ahmad Dahlan. "Religious people are people who feel beauty, a sense of serenity, peace because the essence of religion itself is like music. It protects and envelops it." Aft...

TERIMAKASIH DARI SANG BUKAN PRESIDEN

 *TERIMAKASIH DARI SANG BUKAN PRESIDEN* Salam sejahtera untuk rakyat Indonesia. Melalui mimbar maya aku berkata. Tentang yang hidup dalam jiwa. Tentang terimakasih tiada Tara. Engkau yang Petani. Engkau yang nelayan. Engkau yang Tentara atau Polisi. Dan engkau yang ada di segala profesi. Aku sampaikan terimakasih tiada tara. Telah menjadi guru bagi tunas-tunas Indonesia. Dimasa pandemi Corona. Dari gubuk-gubuk pinggir sawah Dari rumah setengah megah. Maupun dari apartemen, vila atau rumah mewah. Engkau ajarkan Matematika. Engkau ajarkan teknologi, Engkau ajarkan etika, bahasa  maupun maupun agama. Engkau telah menjadi guru untuk tunas-tunas negeri walau tanpa honor atau gaji. Maka aku katakan Dari lubuk hati paling dalam. Terimakasih ...telah menjadi guru.  Untuk putera - Puteri dari bapak dan ibu. Terimakasih telah membangun Indonesia. Semoga Indonesia semakin berjaya. Salam dari saya Yang bukan Presiden Indonesia. * Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 22 Juni 2021. https://la...

KASIH TAK BERBATAS

 *KASIH TAK BERBATAS* Aku dengar rintihnya Aku rasa sakitnya Rasa pahit di mulutmu Sesakkan rongga dadaku. Mungkin itulah makna Kasih orang tua tak ada batasnya. Ini soal rasa.... "Sense of experience" kata para sarjana Rasa ini adalah anugerah Agar manusia tak lupa sejarah Sebelum Manusia menjadi dewasa. Ia adalah bayi yang lemah dalam gendongan ibunya. Anak yang tak berdaya tanpa bimbingan bapaknya. Maka itu..... Ingatlah jasa ibumu Ingatlah jasa bapakmu Yang jasanya tak ternilai oleh harta Yang kasih mereka tak ada batasnya. Bhaktimu untuk mereka adalah tanda. Imanmu telah sempurna. *Ma'ruf Abu Said Husein, Simo, 2 Juni 2021.  https://langitpuisi-indonesia.blogspot.com